Harga Emas Melemah, Setelah Positifnya Data Ketenagakerjaan AS
Harga emas global melemah pada perdagangan Kamis (20/11/2025), setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang dirilis untuk periode September menunjukkan hasil lebih kuat dari perkiraan. Laporan itu kian meredupkan peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember, sehingga menekan daya tarik emas.
Harga emas spot melemah 0,08% dan ditutup di US$ 4.077,16 per ons.
Dikutip dari Reuters, penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama membuat harga emas, yang dihitung dalam denominasi dolar, menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang lama dinanti, karena sebelumnya tertunda akibat penutupan pemerintahan, menunjukkan nonfarm payrolls naik 119 ribu pada September. Angka ini lebih dari dua kali lipat proyeksi kenaikan 50 ribu.
“Data ini sejalan dengan pandangan The Fed pada Oktober bahwa kondisi pasar tenaga kerja melambat tetapi masih stabil. Dengan rilis ini, peluang pemangkasan suku bunga The Fed Desember semakin kecil,” ujar Vice President dan Senior Metals Strategist di Zaner Metals Peter Grant.
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga bulan depan berada di kisaran 40%. Emas sebagai aset tanpa imbal hasil umumnya menguat ketika suku bunga rendah, sehingga prospek penundaan penurunan suku bunga menahan sentimen pasar.
Terkait laporan ketenagakerjaan, Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) membatalkan rilis data Oktober dan akan menggabungkannya dengan data November. Laporan gabungan tersebut dijadwalkan terbit pada 16 Desember, setelah pertemuan The Fed berikutnya.
Dari sisi kebijakan, risalah pertemuan The Fed Oktober yang dirilis Rabu (19/11/2025) menunjukkan para pembuat kebijakan menurunkan suku bunga meski menyadari langkah tersebut berisiko memicu inflasi dan melemahkan kepercayaan publik terhadap bank sentral.
Sepanjang tahun ini, emas, yang dikenal sebagai aset safe haven, telah menguat 55% dan sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di US$ 4.381,22 pada 20 Oktober lalu.
Meski harga tengah mengalami konsolidasi, UBS menaikkan target harga emas pertengahan 2026 sebesar US$ 300 menjadi US$ 4.500 per ons. Kenaikan proyeksi ini didorong ekspektasi penurunan suku bunga AS, ketegangan geopolitik yang berlarut, serta kuatnya permintaan bank sentral dan ETF.
sumber : investor.id
