Harga Emas Melemah, namun Bersiap Bukukan Kenaikan Beuntun Tujuh Minggu

Harga emas melemah pada perdagangan Jumat (3/10/2025), namun bersiap mencatat kenaikan mingguan ketujuh beruntun. Sentimen positif datang dari ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan The Fed, serta kekhawatiran dampak shutdown pemerintah Amerika Serikat (AS).
Harga emas hari ini terlihat merosot 0,4% ke level US$ 3.841,14 per ons, setelah sehari sebelumnya menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di level US$ 3.896,41. Sepanjang pekan ini, emas telah menguat 2,4%.
Dikutip dari Reuters, Kepala Analis Pasar KCM Trade Tim Waterer mengatakan, penguatan dolar memang sempat menjadi hambatan kecil bagi harga emas, tetapi logam mulia ini masih berada sangat dekat dengan level US$ 3.900.
“Dengan ketidakpastian akibat shutdown pemerintah AS yang bisa menekan PDB, serta potensi pemangkasan suku bunga lagi bulan ini, kondisi masih sangat mendukung bagi emas untuk terus melaju,” ungkap Waterer.
Shutdown pemerintah AS telah memasuki hari kedua pada Kamis (2/10/2025), berpotensi menunda rilis data ekonomi penting, termasuk laporan ketenagakerjaan nonfarm payrolls yang seharusnya keluar Jumat ini.
Sementara itu, Presiden The Fed Lorie Logan menegaskan, langkah pemangkasan suku bunga bulan lalu sudah tepat untuk mengantisipasi pelemahan tajam di pasar tenaga kerja. Namun, ia mengingatkan agar bank sentral tetap berhati-hati dalam melanjutkan pelonggaran kebijakan.
Meski demikian, serangkaian data ekonomi terbaru AS mendorong ekspektasi pasar bahwa The Fed hampir pasti akan kembali memangkas suku bunga 25 basis poin bulan ini. Menurut CME FedWatch Tool, probabilitasnya sudah hampir pasti.
Emas dikenal sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian politik maupun keuangan, serta cenderung menguat di era suku bunga rendah. Sejak awal tahun, harga emas sudah melonjak 47%.
Di sisi lain, Perth Mint melaporkan penjualan produk emas pada September melonjak 21% dibanding bulan sebelumnya, sementara penjualan perak mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir.
sumber : investor.id