Harga Emas Melemah, Imbas Aksi Profit Taking Investor

Harga emas dunia melemah pada perdagangan Rabu (17/9/2025), setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa sehari sebelumnya. Tekanan terhadap harga emas dipicu penguatan tipis dolar Amerika Serikat (AS), serta aksi profit taking investor.

Dikutip dari Reuters, perhatian pasar kini tertuju pada keputusan The Fed soal suku bunga acuan.

Harga emas hari ini terlihat terkoreksi 0,23% menjadi US$ 3.674,45 per ons saat berita ditulis Pukul 13.35 WIB, setelah menyentuh rekor US$ 3.702,96 pada Selasa (16/9/2025).

Analis KCM Trade, Tim Waterer, menilai kenaikan emas hingga menembus US$ 3.700 didorong pelemahan dolar AS dan ekspektasi bahwa The Fed akan memberi sinyal pemangkasan suku bunga lanjutan sebelum akhir tahun.

“Namun aksi profit taking di sekitar level US$ 3.700 membuat harga emas terkoreksi. Jika The Fed mengambil sikap yang lebih dovish, harga emas berpeluang kembali naik,” ujarnya.

Indeks dolar AS naik tipis 0,1% setelah pada Selasa sempat jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua bulan. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga bertahan dekat posisi terendah lima bulan.

Dari sisi data ekonomi, penjualan ritel AS pada Agustus naik lebih tinggi dari perkiraan. Namun, pelemahan pasar tenaga kerja serta tekanan harga akibat tarif baru dinilai menjadi risiko bagi prospek belanja konsumen ke depan.

The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan hari ini guna menopang pasar tenaga kerja. Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell akan menjadi sorotan utama pasar untuk melihat arah kebijakan moneter selanjutnya.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya menekan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Presiden AS Donald Trump bahkan menyerukan agar Powell melakukan pemangkasan yang lebih agresif.

Sementara itu, kepemilikan SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, naik 0,32% menjadi 979,95 ton pada Selasa, dari posisi 976,80 ton sehari sebelumnya.


sumber : investor.id