Harga Emas Masih Turun, Coba Uji Support Kritis

Harga emas melanjutkan momentum penurunannya hingga 5 hari berturut-turut pada hari Rabu, mendekati level terendah mingguan $2.364 di tengah menguatnya Dolar AS (USD) dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Harga Emas tetap Rentan Meskipun Ada Spekulasi Dovish dari The Fed
Dolar AS berada di bawah tekanan beli baru, berkat kenaikan terbaru pasangan USD/JPY dan kenaikan baru imbal hasil obligasi pemerintah AS. Pasar tampaknya telah stabil setelah gejolak baru-baru ini, mengurangi permintaan haven untuk obligasi pemerintah AS sementara mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi di seluruh kurva.

Indeks S&P 500 berjangka AS, sebuah barometer risiko, membalik penurunan sebelumnya untuk diperdagangkan 0,55% lebih tinggi pada hari ini. Sementara itu, pasar Asia menguat, dipimpin oleh reli 4% pada indeks ekuitas Jepang.

Lonjakan di pasar saham Jepang dapat dikaitkan dengan aksi jual baru pada Yen setelah pernyataan dovish dari Deputi Gubernur Bank of Japan (BoJ) Shinichi Uchida. Uchida mengatakan bahwa bank “tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut jika pasar tidak stabil”, dan menambahkan bahwa adalah “tepat untuk menyesuaikan tingkat pelonggaran moneter.”

Dengan Yen Jepang berada di bawah tekanan penurunan baru, USD/JPY melonjak hampir 200 poin ke 147,50, mendorong Indeks Dolar AS lebih tinggi secara bersamaan. Hal ini, pada gilirannya, tetap menjadi hambatan bagi harga Emas berdenominasi USD bahkan ketika pasar terus memperhitungkan penurunan suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve (The Fed) AS tahun ini.

Pasar saat ini mempertaruhkan peluang 70% untuk The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bp pada bulan September, perangkat FedWatch CME Group menunjukkan, dibandingkan dengan peluang 85% sehari sebelumnya, dengan broker-broker besar juga mengantisipasi penurunan suku bunga yang besar pada pertemuan berikutnya, demikian Reuters.

Ke depan, harga Emas akan tetap berada di bawah pengaruh tren risiko, pergerakan USD/JPY yang digerakkan oleh pergerakan harga Greenback dan ekspektasi seputar pelonggaran The Fed, dengan tidak adanya rilis data ekonomi AS yang penting. Selanjutnya, para pedagang akan memperhatikan setiap perkembangan terbaru dari sisi geopolitik, terutama dengan risiko perang Iran-Israel yang semakin meningkat.

Menyusul volatilitas beberapa hari terakhir karena kekhawatiran perlambatan ekonomi AS, sentimen di Wall Street juga akan memainkan peran penting dalam memengaruhi nilai Dolar AS dan harga Emas ke depannya.


sumber : fxstreet