Harga Emas Masih di Bawah US$4.000, Sentuh Level Terendah Tiga Pekan

Harga emas dunia anjlok ke level terendah dalam tiga pekan terakhir pada Selasa (28/10/2025). Pelemahan itu seiring meningkatnya optimisme terhadap kemajuan negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Dikutip dari CNBC internasional, sentimen tersebut mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven, sementara perhatian investor kini tertuju pada keputusan suku bunga The Fed pekan ini.

Harga emas ditutup jatuh 0,73% ke level US$ 3.952,61 per ons, setelah sempat menyentuh titik terendah sejak 6 Oktober 2025.

Sepanjang tahun ini, harga emas masih menguat lebih dari 51%, ditopang oleh ketegangan geopolitik, kekhawatiran perang dagang, dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Namun, sentimen itu mulai memudar seiring tanda-tanda adanya kesepakatan antara Washington dan Beijing.

“Ketegangan dagang AS–China benar-benar mereda, dengan potensi kesepakatan yang bisa tercapai pekan ini setelah pertemuan antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Donald Trump. Hal ini menjadi sentimen negatif bagi logam safe haven seperti emas,” ujar analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

Pejabat ekonomi kedua negara dikabarkan telah menyelesaikan kerangka kesepakatan yang akan ditinjau langsung oleh Presiden Trump dan Xi Jinping dalam pertemuan pada Kamis (30/10/2025).

Harapan terhadap meredanya ketegangan dagang tersebut mendorong optimisme di pasar global, dengan indeks utama Wall Street ditutup di rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada Selasa.

Selain faktor dagang, pelaku pasar juga menanti hasil rapat kebijakan The Fed selama dua hari yang akan berakhir pada Rabu (30/10/2025). Bank sentral AS diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.

Meski demikian, prospek harga emas kedepan masih belum pasti. Sejumlah analis memperkirakan harga emas masih bisa melanjutkan penguatan, sementara lainnya bersikap lebih hati-hati.

Dalam pertemuan tahunan London Bullion Market Association (LBMA), peserta memperkirakan harga emas bisa mencapai US$ 4.980 per ons dalam 12 bulan ke depan. Namun, Citi dan Capital Economics justru menurunkan proyeksi harga emas mereka pada awal pekan ini.

“Pasar emas sudah berada dalam kondisi overbought, sehingga wajar jika kini terjadi koreksi,” tulis Bank of America dalam risetnya. Bank tersebut memperkirakan harga emas bisa turun ke sekitar US$ 3.800 per ons pada kuartal IV-2025.


sumber : investor.id