Harga Emas Makin Tak Terbendung, Cetak Rekor Tertinggi Lagi
Harga emas melonjak lebih dari 1% hingga mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) lagi pada Selasa (22/10/2024). Hal itu didorong oleh permintaan safe haven akibat ketidakpastian pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) serta konflik di Timur Tengah. Ekspektasi pelonggaran moneter lebih lanjut juga memperkuat lonjakan harga emas yang terus melesat.
Harga emas spot melesat 1,08% menjadi US$ 2.748,96 per ons, ini merupakan rekor tertinggi terbaru.
Dikutip dari CNBC internasional, sebagai aset yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, emas telah mencatatkan kenaikan lebih dari 32% sepanjang tahun ini dan beberapa kali mencapai rekor tertinggi. Rendahnya suku bunga juga meningkatkan daya tarik emas sebagai instrumen investasi.
“Ketegangan geopolitik menjadi pendorong utama. Dua minggu menjelang pemilu Presiden AS, persaingan terlihat sangat ketat, sehingga ketidakpastian politik juga mendorong minat terhadap safe haven seperti emas,” ujar Wakil Presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals Peter A Grant.
Grant menambahkan, jika konflik di Timur Tengah semakin memanas, harga emas bisa menembus level US$ 3.000 sebelum akhir tahun. Namun, ia lebih cenderung memperkirakan hal tersebut terjadi pada kuartal pertama tahun depan. Selain itu, langkah pelonggaran moneter oleh banyak bank sentral besar juga menjadi faktor yang mendukung reli harga emas.
Sementara itu, jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan Wakil Presiden AS dari Partai Demokrat Kamala Harris unggul tipis dengan 46% suara dibandingkan mantan Presiden Donald Trump yang memperoleh 43%. Ketidakpastian hasil pemilu Presiden AS, terutama setelah Kamala Harris resmi menjadi kandidat presiden dari Demokrat, turut mendukung kenaikan harga emas, menurut catatan analis BNP Paribas.
Secara teknikal, Indeks Kekuatan Relatif (RSI) untuk emas, yang saat ini berada di angka 74, menunjukkan bahwa harga emas telah memasuki wilayah ‘overbought’ atau jenuh beli.
Selain emas, harga perak juga melonjak 2,8% menjadi US$ 34,72 per ons setelah mencapai level tertinggi sejak akhir 2012.
Menurut Kepala Analis Pasar di Exinity Group Han Tan, perak diprediksi akan menembus level US$ 35 sebelum hari pemungutan suara pada 5 November, selama kondisi positif bagi logam mulia tetap terjaga.
Sedangkan harga logam mulia lainnya, yaitu platinum melejit sekitar 2,6% menjadi US$ 1.029,10 per ons, sementara palladium melambung 2,2% ke level US$ 1.074,38.
sumber : investor.id