Harga Emas Makin Menggila, Didorong Meningkatnya Permintaan Safe Haven

Harga emas dunia kian menggila dengan kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Jumat (26/12/2025). Penguatan ini didorong meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) serta memanasnya ketegangan geopolitik global.

Harga emas spot naik 1,18% dan ditutup di level US$ 4.531,15 per ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di US$ 4.549,56 per ons.

Dikutip dari CNBC internasional, penguatan emas terjadi seiring meningkatnya keyakinan pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya sebanyak dua kali pada 2026, dengan penurunan pertama diperkirakan berlangsung pada pertengahan tahun.

Spekulasi bahwa Presiden AS Donald Trump akan menunjuk Ketua The Fed yang cenderung dovish turut memperkuat ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar.

Wakil Presiden sekaligus Senior Metals Strategist Zaner Metals Peter Grant mengatakan, ekspektasi pelonggaran lanjutan kebijakan The Fed pada 2026, pelemahan dolar AS, serta meningkatnya ketegangan geopolitik mendorong volatilitas di pasar yang relatif sepi.

“Meski ada potensi ambil untung menjelang akhir tahun, tren penguatan emas tetap kuat,” ujar Grant.

Pelemahan indeks dolar AS yang bergerak menuju penurunan mingguan turut menopang harga emas, karena membuat logam mulia berbasis dolar tersebut lebih menarik bagi pembeli luar negeri.

Dari sisi geopolitik, sentimen safe haven menguat setelah AS melancarkan serangan udara terhadap kelompok militan Islamic State di wilayah barat laut Nigeria, sebagaimana disampaikan Trump pada Kamis (25/12/2025).

Ke depan, Grant memperkirakan harga emas masih memiliki ruang penguatan lanjutan. “Target berikutnya untuk emas berada di level US$ 4.686,81 per ons, dengan peluang menembus US$ 5.000 per ons pada paruh pertama tahun depan,” ujarnya.

Secara tahunan, emas berpeluang mencatatkan kinerja tahunan terbaik sejak 1979, karena sepanjang 2025 telah mencatatkan kenaikan sebesar 72,55%. Penguatan ini ditopang kombinasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed, pembelian agresif bank sentral, arus masuk dana ke ETF emas, serta tren de-dolarisasi global yang kian menguat.

Namun, lonjakan harga emas mulai menekan permintaan fisik di sejumlah pasar utama. Di India, diskon harga emas melebar ke level tertinggi dalam lebih dari enam bulan akibat reli harga yang membatasi minat beli ritel.

Sebaliknya, diskon emas di China justru menyempit tajam dibandingkan pekan sebelumnya yang sempat berada di level tertinggi dalam lima tahun.

Sementara itu, logam mulia lainnya juga mencatatkan penguatan signifikan. Harga perak terbang tinggi 10,38% hingga menembus level US$ 78,52 per ons untuk pertama kalinya.


sumber : investor.id