Harga Emas Makin Melesat, Perang Dagang AS-China Picu Rekor Baru
Harga emas terus melesat ke rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) baru pada Rabu (5/2/2025). Didorong oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi global.
Dikutip dari CNBC internasional, harga emas spot naik 0,8% dan ditutup di level US$ 2.866,98 per ons, setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi baru US$ 2.882,07 per ons.
Wakil Presiden dan Senior Metals Strategist di Zaner Metals Peter Grant mengatakan, ketidakpastian perdagangan masih menjadi faktor utama yang mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. “Tarif perdagangan dengan China dan aksi balasan Beijing membuat pasar gelisah, sehingga arus investasi ke emas tetap kuat,” ujarnya.
Ketegangan meningkat setelah China membalas kebijakan tarif AS dengan memberlakukan bea masuk pada barang-barang Amerika. Presiden AS Donald Trump pun menunjukkan ketidaktergesaannya dalam melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping untuk meredakan situasi.
Di sisi lain, Layanan Pos AS mengumumkan akan kembali menerima kiriman dari China dan Hong Kong pada Rabu, setelah sempat menghentikan layanan tersebut sehari sebelumnya.
Tiga pejabat The Fed memperingatkan, tarif yang diberlakukan Trump bisa memicu inflasi. Salah satu pejabat bahkan menyebut ketidakpastian harga menjadi alasan untuk memperlambat penurunan suku bunga.
Sementara itu, laporan tenaga kerja ADP menunjukkan ekonomi AS menambah 183 ribu lapangan kerja di sektor swasta bulan lalu, melampaui perkiraan ekonom sebesar 150 ribu pekerjaan.
“Data ketenagakerjaan akan menjadi fokus utama pekan ini, namun saya rasa tidak akan ada dampak besar terhadap ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed, kecuali jika angka yang keluar sangat di luar dugaan,” tambah Grant.
Kini, investor menanti laporan tenaga kerja resmi AS pada Jumat untuk mencari petunjuk lebih lanjut terkait kebijakan suku bunga. Emas kerap dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, namun kenaikan suku bunga dapat mengurangi daya tarik logam mulia ini karena emas tidak memberikan imbal hasil.
Selain emas, harga perak juga naik 0,8% ke US$ 32,36 per ons, platinum melonjak 1,8% ke US$ 980,95 per ons, dan palladium terkerek 0,3% ke US$ 990,75 per ons.
sumber : investor.id