Harga Emas Loncat 1% Lebih, Seiring Meningkatnya Permintaan Safe Haven

Harga emas meloncat lebih dari 1% pada Selasa (18/2/2025). Hal itu seiring meningkatnya permintaan emas sebagai aset safe haven akibat ketidakpastian kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memicu kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dikutip dari Reuters, harga emas spot melonjak 1,2% dan ditutup di level US$ 2.935,09 per ons. Ini mendekati rekor tertinggi harga emas sepanjang masa (all time high/ATH) yang berada di level US$ 2.942,53 tercatat pada 11 Februari 2025 lalu.
“Kami melihat peningkatan permintaan aset safe-haven akibat kebijakan yang tidak terduga dari pemerintahan Trump, ditambah dengan tren bullish pada grafik harga emas,” ujar Jim analis senior di Kitco Metals Jim Wyckoff.
Sejak dilantik bulan lalu, Trump telah mengubah lanskap perdagangan global dengan serangkaian tarif baru dan rencana tarif balasan yang menyasar negara-negara yang mengenakan pajak terhadap produk AS.
Analis dari Commerzbank menyebut bahwa pembelian emas oleh bank sentral juga akan terus menopang harga logam mulia ini.
Saat ini, perhatian pasar tertuju pada risalah pertemuan The Fed bulan Januari yang akan dirilis Rabu (19/2/2025). Investor mencari petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga bank sentral AS ke depan.
Wyckoff menambahkan, jika ekonomi AS melambat akibat kebijakan tarif dan faktor lainnya, kemungkinan akan melihat suku bunga yang lebih rendah.
Emas sebagai aset safe haven cenderung mendapat keuntungan dalam kondisi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, serta di lingkungan suku bunga rendah karena tidak memberikan imbal hasil.
“Tren bullish emas masih kuat, tetapi risiko koreksi mendalam tetap ada di level tinggi saat ini. Untuk mencapai rekor baru, dibutuhkan eskalasi ketegangan geopolitik, terutama terkait dengan situasi di Ukraina,” ujar analis pasar di City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada.
Sedangkan di pasar logam lainnya, harga perak spot naik 0,2% menjadi US$ 32,84 per ons, platinum menguat 0,9% ke US$ 983,75, dan paladium melesat 2,5% ke US$ 986,5 per ons.
sumber : investor.id