Harga Emas Lesu, Jelang Keputusan Kebijakan Moneter The Fed
Harga emas lesu pada Selasa (9/12/2025). Pelemahan ini seiring meningkatnya kewaspadaan pasar menjelang keputusan kebijakan moneter The Fed yang akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
Harga emas hari ini terlihat turun tipis 0,05% di level US$ 4.182,06 saat berita ditulis Pukul 13.55 WIB. Pergerakan ini mencerminkan sikap hati-hati pelaku pasar yang menantikan arah kebijakan suku bunga serta sinyal forward guidance dari bank sentral Amerika Serikat (AS).
Struktur harga emas saat ini masih menunjukkan kecenderungan bullish. Kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menggambarkan momentum naik yang masih bertahan, meskipun tekanan pelemahan jangka pendek terlihat.
Selama harga tetap bergerak di atas area penyangga teknikal utama, tren bullish masih valid.
Jika tekanan buy kembali meningkat, harga emas diperkirakan dapat bergerak menuju target resistance di level US$ 4.218. Namun, jika pasar dapat bergerak volatil menjelang rilis kebijakan The Fed. Jika harga gagal melanjutkan penguatan dan mengalami koreksi, target penurunan terdekat berada di zona US$ 4.180.
Dari sisi fundamental, fokus utama pasar saat ini adalah keputusan The Fed pada pertemuan bulan Desember. Probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin meningkat signifikan menjadi 90%, dibandingkan 66% bulan sebelumnya berdasarkan data CME FedWatch.
Namun, pasar belum sepenuhnya yakin apakah pemangkasan ini akan diikuti dengan kebijakan dovish atau justru disertai retorika hawkish yang membatasi ruang penurunan suku bunga di masa depan.
Nada kebijakan terutama melalui dot plot dan konferensi pers, diperkirakan menjadi pemicu volatilitas harga emas dalam jangka pendek.
Selain The Fed, pasar juga menantikan rilis data ketenagakerjaan AS, termasuk ADP Employment Change dan JOLTS Job Openings. Jika data melemah, ekspektasi pelonggaran moneter lebih lanjut dapat meningkat dan memperkuat harga emas.
Kondisi geopolitik turut memberi dukungan tambahan, dengan meningkatnya ketegangan diplomatik antara AS dan Ukraina kembali memicu permintaan terhadap aset safe-haven.
Meski demikian, beberapa faktor penekan harga perlu diperhatikan. Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun naik menjadi 4,168%, sementara imbal hasil riil meningkat ke 1,908%, keduanya merupakan hambatan bagi logam mulia karena meningkatkan opportunity cost.
Di sisi lain, Indeks Dolar AS juga menguat tipis ke 99,09, berpotensi menahan kenaikan emas dalam jangka pendek.
Secara keseluruhan, harga emas diperkirakan tetap berada dalam pola konsolidasi hingga pasar mendapatkan kejelasan dari The Fed. Struktur teknikal masih bullish, namun sensitivitas harga terhadap pernyataan bank sentral membuat pergerakan harga tetap rentan terhadap volatilitas tajam dalam beberapa hari mendatang.
sumber : investor.id
