Harga Emas Kembali Menguat, Nantikan Rilis Data Inflasi AS

Harga emas dunia kembali menguat pada Rabu (10/9/2025), bertahan di atas level psikologis US$ 3.600 per ons setelah sempat melemah pada penutupan kemarin. Sentimen pasar ditopang oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed bulan ini, sementara investor juga menanti rilis data inflasi yang akan menjadi penentu arah kebijakan moneter.
Dikutip dari Reuters, harga emas hari ini terlihat naik 0,5% menjadi US$ 3.642,02 per ons saat berita ditulis Pukul 13.45 WIB, setelah sehari sebelumnya menyentuh rekor tertinggi baru di US$ 3.674,56.
“Sentimen pasar sangat bullish. Faktor utama yang mendorong harga emas saat ini adalah ekspektasi pemangkasan suku bunga AS,” ujar analis pasar keuangan Capital.com, Kyle Rodda.
Rodda menambahkan, outlook jangka pendek akan sangat dipengaruhi data inflasi. Jika inflasi lebih tinggi dari perkiraan, maka peluang pemangkasan bisa menyempit dan memicu koreksi di pasar emas yang saat ini sudah masuk zona overbought.
Data inflasi produsen (PPI) AS dijadwalkan rilis Rabu malam waktu Indonesia, disusul inflasi konsumen (CPI) pada Kamis. Hasilnya akan menjadi acuan penting bagi The Fed dalam pertemuan kebijakan 16–17 September mendatang.
Sebelumnya, pemerintah AS merevisi data ketenagakerjaan, yang menunjukkan penciptaan lapangan kerja 911 ribu lebih rendah dalam 12 bulan hingga Maret. Laporan nonfarm payroll pekan lalu juga mengindikasikan pelemahan pasar tenaga kerja, sehingga memperkuat keyakinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga.
Berdasarkan CME FedWatch Tool, pasar saat ini sepenuhnya memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), sementara peluang pemangkasan jumbo 50 bps hanya sekitar 6%.
Harga emas sudah melesat 38% sepanjang 2025, melanjutkan kenaikan 27% pada 2024. Faktor pendorongnya antara lain pelemahan dolar AS, akumulasi emas oleh bank sentral, kebijakan moneter longgar, dan meningkatnya ketidakpastian global.
sumber : investor.id