Harga Emas Diprediksi Menguat, Meski Pemerintah AS Segera Dibuka
Para ahli menilai bahwa reli emas masih dapat berlanjut, meski Amerika Serikat telah menuju akhir dari penutupan pemerintah. Saat berita ini ditulis Pukul 13.30 WIB pada hari Rabu, Harga Emas diperdagangkan turun di US$ 4.115 per troy ons.
Seperti diketahui, shutdown di AS diyakini segera berakhir setelah Senat menyetujui RUU pendanaan baru yang akan dibawa ke Kongres untuk disahkan.
Dikutip dari Kitco News, Rabu (12/11/2025), analis komoditas Commerzbank, Carsten Fritsch mengatakan bahwa pembukaan kembali pemerintah AS tidak datang pada waktu yang ideal bagi perekonomian. Selama dua bulan terakhir, pemerintah AS hanya menerbitkan sedikit data ekonomi, sementara data sektor swasta menunjukkan melemahnya pasar tenaga kerja dan tekanan inflasi yang terus meningkat.
Fritsch juga menyoroti kepercayaan konsumen AS yang jatuh ke level terendah dalam 3,5 tahun. Menurutnya, pelemahan ekonomi AS mendorong reli harga emas berlanjutnya.
“Diperkirakan bahwa perlambatan signifikan dalam ekonomi AS akan terlihat setelah publikasi data dilanjutkan. Hal ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan penurunan suku bunga The Fed yang lebih substansial,” ungkap Fritsch.
Fritsch mengatakan Commerzbank terus memperkirakan bahwa Federal Reserve akan terpaksa memangkas suku bunga lebih agresif daripada yang diantisipasi saat ini, yang akan memberikan dukungan lebih lanjut bagi harga emas hingga tahun 2026 mendatang.
“Kami memperkirakan harga emas bisa mencapai US$ 4.200 per troy ons pada tahun 2026. Perak kemudian kemungkinan akan diperdagangkan pada US$ 50 per troy ons,” bebernya.
Senada dengan Commerzbank, UBS juga memperkirakan harga emas akan mencapai US$ 4.200 pada tahun 2026.
Analis di perusahaan keuangan investasi itu mengatakan bahwa meskipun pemerintah AS kembali beroperasi, Kongres hanya menyediakan dana hingga Januari 2026. Di saat yang sama, UBS tetap optimis terhadap emas karena utang global terus meningkat dengan kecepatan yang tidak berkelanjutan.
“Meningkatnya utang pemerintah di seluruh dunia telah meningkatkan kekhawatiran investor tentang keberlanjutan fiskal dan potensi inflasi atau depresiasi mata uang. Karena emas sering dianggap sebagai penyimpan nilai yang melindungi dari risiko-risiko ini, permintaan emas batangan terus meningkat secara stabil,” kata para analis UBS.
sumber : investor.id
