Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Kesebelas Sepanjang 2025

Harga emas melesat Senin (24/2/2025), mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all tim high/ATH) kesebelas di sepanjang 2025. Hal itu seiring meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah kekhawatiran terhadap rencana tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dikutip dari Reuters, kenaikan harga emas juga didorong oleh aliran investasi ke exchange traded fund (ETF) emas terbesar di dunia.

Harga emas spot terkerek 0,4% dan ditutup di US$ 2.952,58 per ons. Sebelumnya, harga emas sempat mencatat rekor tertinggi kesebelas di level US$ 2.956,07 per ons. Sedangkan rekor tertinggi sebelumnya tercatat di level US$ 2.954,74 yang dicetak pada 20 Februari 2025.

Indeks dolar AS menyentuh level terendah sejak 10 Desember 2024, menjadikan emas lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

“Investor percaya bahwa dalam beberapa minggu atau bulan ke depan, harga emas akan terus naik. Arah pergerakan emas masih cenderung naik selama ketidakpastian global tetap tinggi,” ujar analis senior di Kitco Metals Jim Wyckoff.

Pekan lalu, Trump memperingatkan akan adanya tarif baru yang diperkirakan dapat memicu inflasi AS dan perang dagang, sehingga mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas.

SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, melaporkan kepemilikan emasnya naik menjadi 904,38 metrik ton pada Jumat (21/2/2025), level tertinggi sejak Agustus 2023.

Harga emas yang bertahan di atas US$ 2.950 per ons semakin menarik perhatian investor terhadap potensi kenaikan ke level psikologis US$ 3.000. Sepanjang 2025, harga emas sudah naik lebih dari 12%.

Kini, investor menantikan laporan Personal Consumption Expenditures (PCE) AS pada Jumat mendatang, yang merupakan indikator inflasi pilihan The Fed. Berdasarkan survei Reuters, mayoritas ekonom memperkirakan The Fed baru akan memangkas suku bunga pada kuartal berikutnya, bukan pada Maret seperti ekspektasi sebelumnya.

Selain itu, pasar juga akan mencermati pidato dari setidaknya sembilan pejabat The Fed pekan ini, yang diperkirakan akan memberikan sinyal kehati-hatian terkait kebijakan suku bunga ke depan.


sumber : investor.id