Harga Emas Cetak Rekor Tembus $2900 Berkat Trump

Harga emas terus meroket menembus level US$ 2.900 pada Senin (10/2/2025). Ini membuat harga emas kembali mengukir rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) untuk ketujuh kalinya sepanjang 2025.
Dikutip dari Reuters, kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan aset safe haven setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif baru yang memicu kekhawatiran perang dagang dan inflasi.
Harga emas spot melonjak 1,6% dan ditutup menjadi US$ 2.907,84 per ons, setelah sebelumnya menyentuh rekor tertinggi US$ 2.911,71 dalam sesi perdagangan.
Analis dari Marex Edward Meir menyatakan, lonjakan harga emas ini didorong oleh ketidakpastian global akibat perang tarif. “Jelas bahwa perang tarif berada di balik kenaikan ini. Hal ini mencerminkan meningkatnya ketegangan dan ketidakpastian dalam perdagangan global,” ujarnya.
Pada Minggu (9/2/2025), Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 25% terhadap semua impor baja dan aluminium. Selain itu, ia juga menyatakan akan segera mengumumkan tarif timbal balik, yang akan menyesuaikan tarif AS dengan tarif yang diterapkan oleh negara lain.
Kebijakan tarif ini diperkirakan akan memperburuk inflasi di AS, dengan investor saat ini menunggu rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) yang dijadwalkan pekan ini.
Meir menjelaskan, jika data CPI dan PPI lebih rendah dari perkiraan, dolar AS bisa melemah dan mendorong harga emas lebih tinggi. Sebaliknya, jika data inflasi lebih tinggi dari perkiraan, imbal hasil obligasi AS bisa meningkat dan memberi tekanan pada emas, meskipun dampaknya diperkirakan terbatas karena minat beli emas yang tetap kuat saat harga turun.
Selain itu, perhatian pasar juga tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Kongres pada Selasa dan Rabu (11-12/2/2025). Pasar akan mencermati kebijakan moneter The Fed yang dapat mempengaruhi pergerakan emas ke depan.
Harga emas telah mencetak rekor ketujuh kalinya pada tahun ini, didorong oleh ancaman tarif dari Trump yang meningkatkan ketidakpastian terkait pertumbuhan ekonomi global, perang dagang, dan inflasi yang tinggi. Kondisi ini membuat investor semakin beralih ke emas sebagai aset lindung nilai.
Kepala strategi pasar di Blue Line Futures Phillip Streible mengatakan, tren kenaikan emas sejak Desember dapat menciptakan efek psikologis bagi investor untuk terus membeli. “Jika tren ini berlanjut, kami memperkirakan harga emas bisa naik ke kisaran US$ 3.250-3.500 per ons,” ujarnya.
Sementara itu, harga perak spot juga naik 0,8% menjadi US$ 32,05 per ons setelah mencapai level tertinggi dalam tiga bulan pada Jumat lalu. Logam lainnya seperti platinum dan paladium juga mengalami kenaikan, masing-masing melesat 1,5% menjadi US$ 990,74 dan 2,1% menjadi US$ 985,40 per ons.
sumber : investor.id