Harga Emas Cetak Rekor Lagi, Dipicu Pelemahan Dolar dan Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS

Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Senin (15/9/2025). Kenaikan ini dipicu pelemahan dolar dan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS). Kini, investor menanti keputusan penting The Fed pada pekan ini.
Harga emas spot ditutup melonjak 0,98% ke level US$ 3.678,67 per ons, setelah sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level US$ 3.685,44 pada awal perdagangan. Sepanjang pekan lalu, harga emas tercatat menguat sekitar 1,6%.
Dikutip dari CNBC internasional, indeks dolar AS turun 0,3% ke posisi terendah dalam sepekan, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lain. Di saat yang sama, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga melemah, memberi tambahan dorongan pada reli emas.
Pasar hampir yakin The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu (17/9/2025), menjadi yang pertama sejak Desember lalu. Namun, sebagian pelaku pasar masih membuka kemungkinan pemangkasan lebih agresif sebesar 50 basis poin.
“Ekspektasi pemangkasan 25 bps sudah sangat kuat saat ini. Ada kemungkinan satu atau dua kali pemangkasan lagi sebelum akhir tahun,” kata Vice President sekaligus Senior Metals Strategist di Zaner Metals Peter Grant.
Grant menambahkan, target kenaikan harga emas berikutnya berada di level US$ 3.700, lalu US$ 3.730, hingga US$ 3.743 dalam jangka pendek.
Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, umumnya lebih diminati saat suku bunga rendah karena dianggap sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian pasar.
Pertemuan The Fed kali ini berlangsung di bawah tekanan politik yang tidak biasa. Presiden AS Donald Trump mendorong pengaruh lebih besar terhadap kebijakan moneter. Bahkan, Senat AS memberi sinyal kemungkinan penasihat ekonominya, Stephen Miran, dapat masuk ke komite penentu suku bunga tepat waktu untuk ikut memberikan suara pada pertemuan Rabu.
Selain itu, kabar bahwa China berencana melonggarkan aturan impor dan ekspor emas juga memicu lonjakan permintaan. “Baik permintaan resmi maupun swasta diperkirakan menjadi pendorong utama reli emas saat ini,” ujar Tai Wong, trader logam mulia independen.
Data terbaru menunjukkan inflasi konsumen AS pada Agustus naik dengan laju tercepat dalam tujuh bulan terakhir. Sementara itu, data ketenagakerjaan memperlihatkan pelemahan pasar tenaga kerja, semakin menguatkan alasan The Fed untuk menurunkan suku bunga.
sumber : investor.id