Harga Emas Cetak Kenaikan Tahunan Terbesar

Harga emas mencetak lonjakan tahunan lebih dari 26% pada 2024, menjadi kenaikan terbesar sejak 2010. Lonjakan tersebut didorong oleh permintaan aset safe haven dan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral.

Namun, tren ini dapat berubah pada 2025. Dengan tergantung pada kebijakan yang diambil dalam pemerintahan kedua Donald Trump.

Dikutip dari CNBC internasional, harga emas spot naik 0,7% menjadi US$ 2.627,32 per ons pada hari perdagangan terakhir 2024, Selasa (31/12/2024).

Pada 2024, harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) di US$ 2.790,13 pada 31 Oktober 2024. Hal itu idorong oleh pembelian besar-besaran oleh bank sentral, ketidakpastian geopolitik, dan pelonggaran kebijakan moneter.

Menurut para analis, faktor-faktor yang mendukung reli emas ini kemungkinan akan berlanjut hingga 2025. Namun, kebijakan Trump yang berpotensi memicu inflasi dan memperlambat pemangkasan suku bunga The Fed dapat menjadi hambatan.

“Emas berada dalam pasar bullish sekuler, tetapi arah pergerakannya tidak akan satu arah seperti pada 2024,” kata Nicky Shiels, Kepala Strategi Logam di MKS PAMP SA.

Shiels juga menambahkan, ketakutan politik mencapai puncaknya setelah kemenangan tegas Trump, sementara tren pembelian bank sentral akan berlanjut dengan laju serupa pada 2025. Namun, pembelian ini kemungkinan akan lebih tertutup karena ancaman tarif Trump terhadap negara-negara yang dianggap aktif dalam dedolarisasi.

Meski emas kehilangan momentum pada November karena penguatan dolar yang didorong oleh ‘euforia Trump’, analis percaya tren bullish akan berlanjut pada 2025.

Tom Mulqueen, Strategis Logam di Citi Global Markets, memperkirakan harga emas akan kembali menguat karena penurunan pasar tenaga kerja AS, suku bunga tinggi yang masih membebani pertumbuhan, dan peningkatan permintaan dari ETF.

Tidak hanya emas, perak juga mencatat tahun terbaiknya sejak 2020, dengan kenaikan hampir 22%. Sebaliknya, platinum dan palladium mencatat kerugian tahunan masing-masing lebih dari 8% dan 17%.

Mulqueen memprediksi, harga perak bisa mencapai US$ 36 per ons karena defisit pasar yang besar dan pemangkasan suku bunga The Fed hingga 2025.


sumber : investor.id