Harga Emas Berkilau Saat Trump Umumkan Rencana Tarif Balasan

Harga emas berkilau pada Kamis (13/2/2025). Setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana penerapan tarif balasan terhadap negara-negara yang mengenakan pajak impor Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC internasional, kebijakan Trump tersebut meningkatkan kekhawatiran terhadap ketegangan perang dagang global.

Harga emas di pasar spot naik 0,4% dan ditutup menjadi US$ 2.928,30 per ons. Angka itu mendekati rekor tertinggi harga emas sepanjang masa (all time high/ATH) di US$ 2.942,53 yang tercatat pada 11 Februari 2025 lalu.

Trump memaparkan road map untuk mengenakan tarif balasan terhadap setiap negara yang menerapkan bea masuk atas produk AS. Kebijakan ini menambah ketidakpastian di pasar global, mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman, termasuk emas.

Di sisi lain, indeks harga produsen (PPI) AS pada Januari mengalami kenaikan yang signifikan, menandakan inflasi yang terus meningkat. Hal ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed tidak akan memangkas suku bunga hingga paruh kedua tahun ini.

“Faktor utama yang mempengaruhi pasar adalah ketidakpastian politik dan dampak ekonominya. Data PPI sendiri tidak memberikan dampak besar pada harga emas, tetapi para investor global khawatir dengan kebijakan Trump terhadap perekonomian secara keseluruhan,” ujar Jeffrey Christian, mitra pengelola di CPM Group.

Ketua The Fed Jerome Powell, dalam kesaksiannya di Kongres minggu ini, kembali menegaskan bank sentral tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga. Meskipun ada ekspektasi penurunan harga akibat data PPI dan pernyataan Powell, pasar tetap optimistis karena para investor memilih membeli emas sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi.

Harga emas yang terus menanjak telah menekan permintaan perhiasan, terutama di India yang tengah memasuki musim pernikahan. Sementara itu, di China, para pedagang menawarkan diskon guna menarik pembeli.

Di pasar logam lainnya, harga perak turun 0,2% menjadi US$ 32,15 per ons dan platinum melemah 0,1% ke US$ 991,25 per ons. Sedangkan palladium justru naik 1,6% menjadi US$ 989,50 per ons.

Indeks dolar AS melemah 0,5%, membuat harga emas yang diperdagangkan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri.

“Emas menguat di seluruh mata uang utama, dan pelemahan dolar hari ini memberikan ruang tambahan bagi kenaikan harga emas,” kata Bob Haberkorn, analis pasar senior di RJO Futures.


sumber : investor.id