Harga Emas Bangkit, Setelah Tertekan Hebat Sehari Sebelumnya

Harga emas dunia bangkit pada perdagangan Selasa (30/12/2025), setelah sempat tertekan hebat sehari sebelumnya. Pasar kembali menimbang risiko geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global, yang menghidupkan lagi reli emas.

Dikutip dari CNBC internasional, harga emas juga bersiiap untuk mencatatkan sejarah baru di 2025 dengan mencatatkan kinerja tahunan terbaik sejak 1979.

Harga emas spot naik 0,16% dan ditutup di level US$ 4.338,6 per ons. Sehari sebelumnya, emas mencatat penurunan harian persentase terbesar sejak 21 Oktober 2025 akibat aksi profit taking, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di US$ 4.549,56 pada 26 Desember 2025 lalu.

“Kemarin kami melihat volatilitas yang sangat ekstrem. Harga sempat melonjak kuat pada perdagangan Asia, lalu dibalas aksi profit taking yang cukup besar. Namun, kondisi mulai stabil dan tren perdagangan secara umum masih sangat mendukung,” ujar Wakil Presiden sekaligus Senior Metals Strategist Zaner Metals Peter Grant.

Sepanjang 2025, emas yang dikenal sebagai aset lindung nilai (safe haven) telah melonjak sekitar 66%, menjadi kenaikan tahunan terdalam sejak 1979. Reli spektakuler ini didorong kombinasi kuat dari pelonggaran suku bunga, meningkatnya tensi geopolitik, agresivitas pembelian bank sentral, serta derasnya arus dana ke ETF berbasis emas.

Risalah rapat The Fed mengungkapkan, keputusan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Desember lalu diambil melalui perdebatan yang cukup kompleks, seiring meningkatnya risiko terhadap perekonomian AS. Adapun pertemuan The Fed berikutnya dijadwalkan pada 27–28 Januari, dengan ekspektasi pasar suku bunga akan ditahan.

Dari sisi geopolitik, ketegangan global masih menjadi bahan bakar utama penguatan harga emas. Pasar dinilai belum sepenuhnya yakin terhadap prospek perdamaian Rusia–Ukraina.

Grant menambahkan, pasar tetap skeptis terhadap potensi kesepakatan damai Rusia-Ukraina, dan indikator risiko geopolitik secara umum masih berada di level tinggi. “Kondisi ini terus menopang harga emas,” kata Grant.

Rusia sebelumnya menuding Ukraina berupaya menyerang kediaman Presiden Vladimir Putin dan mengancam akan melakukan pembalasan. Ukraina membantah tudingan tersebut dan menyebutnya tidak berdasar.

Tak hanya emas, logam mulia lainnya juga mencatat rebound tajam. Harga perak melonjak 7,3% dan ditutup di level US$ 76,19 per ons, setelah sehari sebelumnya menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 83,86, lalu mengalami penurunan harian terbesar sejak Agustus 2020.

Sepanjang 2025, harga perak telah meroket 168%, didorong statusnya sebagai mineral kritis di AS, defisit pasokan, serta meningkatnya permintaan industri dan investor.


sumber : investor.id