Harga Emas Anjlok Setelah Pengumuman Gencatan Senjata Iran-Israel

Harga emas anjlok pada Selasa (24/6/2025), setelah di awal perdagangan sempat menyentuh level terendah dalam lebih dari dua pekan. Sentimen utama yang jadi pemicunya adalah pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Iran yang meredam permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Dikutip dari CNBC Internasional, harga emas spot jatuh 1,5% dan ditutup ke posisi US$ 3.322,77 per troy ons, setelah sempat melemah lebih dari 2% ke level terendah sejak 9 Juni 2025.
“Penurunan tensi geopolitik di Timur Tengah menjadi faktor utama yang menekan harga emas. Permintaan aset aman mulai berkurang karena pasar kini cenderung dalam mode risk-on,” ujar Wakil Presiden sekaligus analis senior logam mulia di Zaner Metals Peter Grant.
Menurut Grant, emas masih memiliki zona support kuat di sekitar US$ 3.300, dan bahkan lebih solid di kisaran US$ 3.250.
Kabar gencatan senjata antara Israel dan Iran memicu lonjakan pasar saham global dan pelemahan dolar AS pada hari yang sama.
Meski begitu, pasar masih berhati-hati setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengklaim pihaknya telah memerintahkan serangan baru ke Teheran sebagai respons atas peluncuran rudal dari Iran, yang dinilainya sebagai pelanggaran gencatan senjata.
“Masih ada pertanyaan besar apakah gencatan senjata ini akan bertahan. Selama belum jelas, potensi penurunan harga emas kemungkinan terbatas,” kata Grant.
Sementara itu, dari sisi kebijakan moneter, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan, bank sentral masih membutuhkan waktu untuk melihat dampak kenaikan tarif terhadap inflasi sebelum mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.
Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin hingga akhir tahun, dimulai dengan penurunan 25 bps pada Oktober mendatang. Lingkungan suku bunga rendah biasanya menjadi katalis positif bagi emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Untuk logam mulia lainnya, harga perak turun 0,8% ke posisi US$ 35,83 per ons, menyentuh level terendah sejak 5 Juni 2025. Sementara palladium terpangkas 1,3% ke level US$ 1.062,73. Sedangkan Platinum justru melonjak 1,8% ke US$ 1.317,87.
sumber : investor.id