Harga Emas Anjlok Parah, Terseret Aksi Jual Besar-besaran di Pasar Global
Harga emas anjlok parah pada perdagangan Jumat (14/11/2025). Pelemahan itu terjadi karena terseret aksi jual besar-besaran di pasar global setelah sejumlah pejabat The Fed menyampaikan pandangan hawkish yang mengikis harapan pemangkasan suku bunga pada Desember mendatang.
Harga emas ambles 2,08% dan ditutup di level US$ 4.087,10 per troy ons, setelah sempat menyentuh US$ 4.211,06 di awal sesi. Meski demikian, harga emas masih membukukan kenaikan mingguan sekitar 2,02%.
“Pasar melihat peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember makin kecil. Ini jelas mengurangi tenaga pendorong bagi emas dan perak,” ujar Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger dikutip dari CNBC internasional.
Pasar saham global ikut terperosok, mengikuti gelombang aksi jual yang dipicu sinyal hawkish dari bank sentral AS tersebut.
Penutupan pemerintahan AS yang berlangsung paling lama dan baru berakhir Kamis lalu meninggalkan kekosongan data ekonomi penting. Kondisi ini membuat The Fed dan pelaku pasar kekurangan panduan menjelang rapat kebijakan bulan depan.
Sebelumnya, investor berharap data ekonomi terbaru menunjukkan perlambatan, sehingga memberi ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada Desember, sentimen yang biasanya menguntungkan bagi emas sebagai aset tanpa imbal hasil.
Namun, harapan itu memudar seiring semakin banyak pejabat The Fed yang memilih bersikap hati-hati terhadap pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut.
Ekspektasi pasar terhadap peluang pemangkasan 25 basis poin pada Desember turun menjadi 53%, dari 64% pada awal pekan ini, menurut alat pantau FedWatch milik CME Group.
Emas tanpa imbal hasil biasanya berkinerja baik di tengah ketidakpastian ekonomi dan lingkungan suku bunga rendah.
“Ketika margin call dan aksi likuidasi terjadi, trader cenderung menutup semua posisi untuk membebaskan margin. Ini turut menjelaskan mengapa emas pun ikut tertekan di tengah sentimen risk off,” kata analis City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada dalam sebuah catatan.
Sementara itu, permintaan emas fisik di sejumlah pasar utama Asia tercatat lesu sepanjang pekan ini.
sumber : investor.id
