Mata Uang Asia Naik, Dolar Jatuh dalam Ekspektasi Tidak Ada Lagi Rate Hikes Fed
Sebagian besar mata uang Asia menguat pada hari Kamis (02/11), sementara dolar jatuh setelah adanya sinyal beragam dari Federal Reserve meningkatkan spekulasi bahwa bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Dolar Australia termasuk di antara yang berkinerja terbaik untuk hari ini, melesat sebesar 0,7% dan abaikan data perdagangan yang lebih lemah dari perkiraan.
Pasar semakin yakin bahwa Reserve Bank of Australia akan menaikkan suku bunga saat bertemu minggu depan, membawanya lebih dekat ke level di AS dan membuat Aussie tampak lebih menarik.
Yen Jepang menguat 0,5%, pulih tajam dari level terendah dalam satu tahun kala pejabat pemerintah terus mengancam akan melakukan intervensi di pasar mata uang. Namun yen masih berada di atas level 150 terhadap dolar, setelah mencatat penurunan tajam minggu ini menyusul sinyal dovish dari Bank of Japan.
Dolar melemah karena Powell isyarat less hawkish
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka masing-masing turun 0,5% di perdagangan Asia, lanjut kerugian semalam dengan traders meningkatkan ekspektasi bahwa Fed telah selesai menaikkan suku bunga.
Saat Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah, seperti yang diharapkan, Ketua Jerome Powell menunjukkan nada less hawkish dari yang diperkirakan pasar, dengan mengakui bahwa kondisi moneter telah mengetat secara substansial dalam beberapa bulan terakhir.
Powell masih membuka peluang untuk satu kenaikan lagi. Namun pasar menganggap komentarnya sebagai tanda bahwa Fed telah selesai dengan kenaikan suku bunga, dan kemungkinan akan menurunkan suku bunga pada pertengahan 2024.
Namun, bahkan jika The Fed tidak menaikkan suku bunga lebih lanjut, suku bunga diperkirakan akan tetap berada di atas level 5% hingga setidaknya akhir tahun 2024. Hal ini memberikan penguatan terbatas untuk mata uang Asia, yang sebagian besar mengalami penurunan tajam tahun ini akibat tekanan dari kenaikan suku bunga AS.
Fokus saat ini tertuju data utama nonfarm payrolls yang akan hadir pada hari Jumat. Tanda-tanda pasar tenaga kerja yang mendingin kemungkinan akan memberikan dorongan lebih besar kepada the Fed untuk mempertahankan suku bunga.
Mata uang Asia yang lebih luas menguat hari Kamis ini. Won South Korean naik 0,5% pasca data Inflasi Korea tumbuh lebih besar dari yang diharapkan pada bulan Oktober.
Dolar Singapura bertambah 0,2% sebelum data utama retail sales yang akan terbit juga hari Jumat, sementara Malaysian ringgit meningkat 0,4% sebelum keputusan suku bunga di hari yang sama.
Yuan China tertinggal, kegelisahan ekonomi masih berlanjut
Yuan China bergerak tipis saat sejumlah data ekonomi yang lemah dari negara tersebut membuat investor tetap tertahan.
Data purchasing managers index yang rilis awal pekan ini alami penurunan yang tidak terduga dalam aktivitas manufaktur China, menambah keraguan atas pemulihan ekonomi di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini.
Data sektor jasa akan hadir hari Jumat, dan diharapkan bisa memberikan lebih banyak isyarat mengenai pertumbuhan ekonomi China.