EURUSD Menguat, Jelang Rilis Data PMI Zona Eropa

EURUSD menghentikan sejenak penurunan tiga harinya, diperdagangkan di sekitar 1,0840 saat berita ini ditulis Pukul 13.55 WIB pada hari Senin. Pasangan mata uang ini menguat seiring dengan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS, yang dipicu oleh kebijakan perdagangan di bawah Presiden AS, Donald Trump, membebani Dolar AS (USD). Para investor kini fokus pada data Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Index/PMI) pendahuluan Zona Euro, Jerman, dan Amerika Serikat (AS) untuk bulan Maret, yang dijadwalkan akan dirilis nanti hari ini.
Pasangan mata uang EURUSD juga diuntungkan oleh sentimen risiko yang membaik saat Gedung Putih merevisi strategi tarifnya sebelum implementasi pada 2 April. Menurut Wall Street Journal, pemerintahan diprakirakan akan menghapus beberapa tarif spesifik industri sambil memberlakukan tarif timbal balik pada negara-negara dengan hubungan perdagangan yang kuat dengan AS.
Selain itu, ketegangan geopolitik mereda setelah perundingan antara para pejabat Ukraina dan AS di Riyadh pada hari Minggu. Upaya untuk menengahi gencatan senjata terus berlanjut, dengan Presiden AS, Trump, mendukung akhir dari perang yang telah berlangsung selama tiga tahun. Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, membahas langkah-langkah untuk melindungi energi dan infrastruktur kritis, sementara delegasi-delegasi AS dan Rusia dijadwalkan untuk melakukan perundingan terpisah pada hari Senin, menurut Bloomberg.
Namun, Euro (EUR) menghadapi hambatan di tengah kekhawatiran bahwa tarif timbal balik Trump dapat secara signifikan menghambat pertumbuhan ekonomi Zona Euro. Minggu lalu, Presiden European Central Bank (ECB), Christine Lagarde, memperingatkan soal risiko-risiko negatif yang berasal dari sengketa perdagangan yang dipimpin Trump sambil meremehkan kekhawatiran terhadap inflasi Zona Euro yang terus tinggi.
Menambah ketidakpastian, Wakil Presiden ECB, Luis de Guindos, mengatakan kepada The Sunday Times bahwa kebijakan Presiden AS, Trump, menciptakan lebih banyak ketidakstabilan ekonomi dibandingkan selama krisis COVID-19. Demikian pula, Jose Luis Escriva menyatakan di Bloomberg TV pada hari Jumat bahwa proyeksi inflasi dan pertumbuhan ekonomi menghadapi risiko signifikan di kedua arah, membuat keputusan-keputusan suku bunga di masa depan sangat tidak dapat diprediksi.
Jerman, salah satu mitra dagang utama AS, diprakirakan akan menanggung beban terbesar dari tarif timbal balik Trump. Ketika AS saat ini memberlakukan tarif 2,5% pada impor mobil Jerman dibandingkan dengan bea 10% Zona Euro, Trump telah mengancam akan memperkenalkan tarif 25% pada mobil asing. Bundestag Jerman, majelis rendah parlemen, telah menyetujui langkah-langkah untuk memperbesar batas pinjaman, menyuntikkan miliaran Euro ke dalam ekonomi, yang mungkin dapat mengurangi dampak tarif AS potensial.