Dolar Lanjut Naik Menuju High 10 Bulan; Antisipasi Kenaikan Suku Bunga The Fed

Dolar AS lanjut naik pada Selasa (26/09), naik ke level tertinggi 10 bulan setelah yields obligasi menguat ke level tertinggi 16 tahun terakhir di tengah meningkatnya ekspektasi suku bunga AS akan naik lebih lanjut tahun ini.


Pukul 15.30 WIB, Indeks Dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, diperdagangkan naik 0,2% ke 105,975, setelah capai level tertinggi November 2022 di 106,100 pada hari Senin.


Kashkari isyaratkan kenaikan rate Fed lebih lanjut

Dolar mendapat dorongan setelah Presiden Federal Reserve Bank Minneapolis Neel Kashkari mengatakan pada Senin malam setempat bahwa bank sentral AS mungkin perlu menaikkan suku bunga pinjaman lebih lanjut dan mempertahankannya tetap tinggi untuk beberapa waktu untuk bisa menurunkan inflasi kembali ke 2%.


“Jika ekonomi pada dasarnya jauh lebih kuat daripada yang kita sadari, pada margin tersebut, itu akan memberi tahu saya bahwa suku bunga mungkin harus naik sedikit lebih tinggi, dan kemudian dipertahankan lebih tinggi lebih lama untuk mendinginkan keadaan,” katanya dalam sebuah acara di Wharton School of Business


The Fed minggu lalu mempertahankan suku bunga kebijakannya di kisaran 5,25%-5,50%, namun para pengambil kebijakan juga mengindikasikan kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih lama dari perkiraan sebelumnya, dengan kurang dari setengahnya memperkirakan akan menurunkan suku bunga hingga di bawah 5% tahun depan.


Gabungan antara pernyataan hawkish Fed dan data ekonomi yang tangguh ini telah mengakibatkan Treasury yield 10 tahun mencapai 4,5% untuk pertama kalinya sejak 2007.


Ada angka-angka ekonomi yang harus dicerna hari Selasa. Data kepercayaan konsumen dan home sales AS, yang dapat berdampak pada dolar di sesi ini.


Euro dan poundsterling turun

Kekuatan dolar telah sangat menekan euro dan poundsterling, dengan kemungkinan the Fed menaikkan suku bunga lagi tahun ini yang kontras dengan European Central Bank yang isyaratkan jeda dalam siklus kenaikan suku bunga sementara Bank of England menghentikan kenaikan suku bunga yang telah berlangsung lama minggu lalu.

EUR/USD turun 0,1% menjadi 1,0575, melanjutkan pelemahan sebesar 0,5% pada Senin dan akan turun 3% pada kuartal ini, penurunan persentase kuartalan terburuk selama setahun.

GBP/USD turun 0,3% menjadi 1,2175, jatuh ke level terendah enam bulan, akan melemah cukup besar sebesar 3,8% selama tiga bulan hingga September.

Lemahnya mata uang Asia

USD/JPY naik 0,2% ke 149,14 dan yen mendekati level terendah 11 bulan terhadap dolar. Pair mata uang ini masih dekat dengan level 150, yang diharapkan traders akan mendorong intervensi dari pemerintah.

Mata uang ini melemah dalam beberapa sesi terakhir setelah Bank of Japan menekankan sikap ultra dovish-nya, sebuah sikap yang kontras dengan posisi The Fed yang lebih hawkish.

USD/CNY sebagian besar flat di 7,3111. Yuan China berjuang di dekat level terendah 10 bulan, terbebani oleh kekhawatiran yang terus berlanjut atas pelemahan di sektor properti yang dililit utang besar.

Fokus minggu ini akan tertuju data purchasing managers’ index China, yang diperkirakan akan menunjukkan pelemahan yang berkelanjutan dalam aktivitas bisnis.


sumber : investing