Dolar Lanjut Melemah Jelang Non Farm Payrolls
Mata uang Asia sebagian besar menguat pada Jumat (03/11), dan dolar turun lebih lanjut saat traders berharap bahwa Federal Reserve telah selesai dengan kenaikan suku bunganya, meskipun antisipasi terhadap data utama nonfarm payrolls menahan penguatan.
Volume perdagangan regional juga agak tenang karena hari libur pasar Jepang.
Mata uang yang sensitif terhadap suku bunga dan berisiko seperti won Korea Selatan, peso Filipina dan rupiah berkinerja terbaik untuk hari ini, menguat antara 0,5% dan 1%.
Yen Jepang naik 0,1% dalam perdagangan tipis pada hari libur, tetapi masih tetap dekat dengan level terlemahnya dalam satu tahun, di atas 150 terhadap dolar. Hal ini membuat traders tetap waspada terhadap apapun intervensi dari pemerintah Jepang di pasar mata uang, setelah Bank of Japan menunjukkan sinyal yang tidak terlalu hawkish di awal minggu ini.
Yuan China flat, bergerak di sekitar level terendah satu tahun menyusul serangkaian data ekonomi yang lemah minggu ini. Sebuah survei swasta menunjukkan hari Jumat aktivitas sektor jasa China tumbuh kurang dari yang diperkirakan pada bulan Oktober, meskipun sedikit meningkat dari bulan sebelumnya.
Dolar melemah seiring surutnya kekhawatiran kenaikan suku bunga, nonfarm payrolls jadi fokus
Mata uang Asia yang lebih luas menguat, sementara dolar mengalami beberapa kerugian untuk minggu ini setelah Fed mempertahankan suku bunga stabil, dan memberikan sinyal yang agak dovish untuk kenaikan suku bunga.
Hal ini mendorong peningkatan spekulasi bahwa bank sentral telah selesai dengan kenaikan suku bunganya untuk tahun ini, dan akan mulai menurunkan suku bunga mulai pertengahan tahun 2024. Indeks dolar dan indeks dolar berjangka turun sedikit di perdagangan Asia, dan turun 0,4% untuk minggu ini.
Namun, dolar masih menghadapi satu lagi ujian besar pada hari Jumat, dari data utama nonfarm payrolls untuk bulan Oktober yang akan dirilis hari ini.
Setiap tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja memberikan dorongan lebih besar kepada the Fed untuk menaikkan suku bunga, yang akhirnya dapat membalikkan beberapa pelemahan dolar yang terlihat minggu ini. The Fed masih membuka peluang untuk satu kali kenaikan suku bunga lagi tahun ini, namun langkah tersebut akan sangat bergantung pada lebih banyak data ekonomi.
Data hari Jumat diperkirakan akan menunjukkan payrolls turun tajam. Tetapi data ini juga secara konsisten mengalahkan perkiraan pasar sejauh ini pada tahun 2023, lantaran pasar tenaga kerja AS tetap kuat.
Dolar Australia akan raih minggu yang kuat, kenaikan suku bunga RBA membayangi
Dolar Australia turun 0,1%, tetapi diperdagangkan naik 1,5% untuk minggu ini di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) akan menaikkan suku bunga saat bertemu pada hari Selasa mendatang.
Gagasan ini didukung oleh data retail sales yang lebih kuat dari perkiraan untuk kuartal ketiga, yang mengindikasikan bahwa belanja ritel yang kuat berpotensi menopang inflasi dalam beberapa bulan mendatang.
Tanda-tanda inflasi Australia yang masih tinggi, ditambah dengan pasar tenaga kerja dan belanja ritel yang kuat diperkirakan akan mendorong RBA untuk menaikkan suku bunga setidaknya 25 basis poin minggu depan.
Bank sentral telah menaikkan suku bunga secara kumulatif sebesar 400 basis poin selama setahun terakhir, namun menahannya sejak bulan Mei untuk mengukur dampak kenaikan suku bunga terhadap perekonomian Australia.
sumber : investing