Dolar Beranjak Naik, Yen Jatuh pasca Langkah BOJ Yang Dovish

Dolar AS beranjak naik tipis di awal perdagangan Eropa hari Selasa (31/10), sementara yen jatuh setelah Bank of Japan mempertahankan sikap ultra-dovish.

Pukul 16.00 WIB, Indeks Dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, diperdagangkan naik 0,2% ke 106,122.

Bank of Japan pertahankan nada dovish
Bank of Japan adalah bank sentral pertama dari bank-bank sentral utama minggu ini yang mengadakan rapat penetapan kebijakan hari Selasa, dan memutuskan untuk mempertahankan suku bunga negatif, dengan hanya membuat sedikit perubahan pada kebijakan kontrol kurva imbal hasilnya.

Bank sentral mengatakan akan memberikan lebih banyak fleksibilitas pada YCC, yang berpotensi membiarkan yields obligasi bergerak di atas batas 1%. Namun, hal ini sangat mengecewakan pasar yang mengharapkan langkah yang lebih agresif dari BOJ.

USDJPY menguat 0,7% ke 150,11, tembus level 150 yang sekali lagi sangat diawasi, menempatkan potensi intervensi pemerintah menjadi sorotan sekali lagi.

Data ekonomi yang lemah juga membebani yen, setelah rilis produksi industri dan retail sales mengecewakan untuk bulan September.

BOJ juga memperkirakan inflasi yang lebih tinggi dan memburuknya kondisi ekonomi di tahun-tahun mendatang, dan mereka akan melanjutkan langkah pelonggaran kuantitatif dalam waktu dekat.

Fed memulai rapat dua hari
Indeks dolar AS menerima dorongan dari lemahnya yen, tetapi juga didukung oleh risiko kenaikan suku bunga dari Federal Reserve mengingat data menunjukkan bahwa ekonomi AS masih kuat.

Fed memulai rapat kebijakan dua hari di sesi ini, yang akan berakhir pada hari Rabu setempat atau Kamis dini hari WIB.

Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, tetapi juga kemungkinan akan menegaskan kembali sikapnya untuk suku bunga yang lebih tinggi dengan waktu yang lebih lama – sebuah skenario yang menjadi pertanda baik untuk dolar.

Euro menguat jelang laporan pertumbuhan zona euro dan data inflasi
EUR/USD naik 0,1% ke 1,0623, menjelang rilis data pertumbuhan dan inflasi zona euro terbaru di sesi ini, yang memberikan petunjuk mengenai keputusan kebijakan moneter European Central Bank (ECB) di masa depan.

Produk domestik bruto diperkirakan hanya tumbuh 0,2% tahunan pada kuartal ketiga, turun dari pertumbuhan 0,5% pada kuartal sebelumnya, sementara harga konsumen terlihat naik 3,1% per tahun pada bulan Oktober, turun dari 4,3% pada bulan sebelumnya.

Data yang dirilis sebelumnya hari Selasa menunjukkan bahwa retail sales Jerman turun 0,8% pada bulan September, setelah diperkirakan akan naik 0,5%, tatkala inflasi yang terus menerus tinggi berdampak pada konsumsi di negara dengan ekonomi terbesar di zona euro ini.

PMI China mengecewakan
USD/CNY naik 0,1% menjadi 7,3182 setelah data purchasing managers index terbaru menunjukkan bahwa sektor manufaktur China mengalami kontraksi di bulan Oktober, sementara pertumbuhan sektor non-manufaktur melambat secara substansial.

Di lain sisi, GBP/USD turun 0,2% ke 1,2148, sebelum rapat kebijakan terbaru Bank of England di minggu ini, dengan bank sentral diperkirakan akan menahan suku bunga.

AUD/USD turun 0,3% menjadi 0,6354, sementara NZD/USD diperdagangkan sebagian besar flat di 0,5840.


sumber : investing