Dolar AS Tetap Rentan Jelang Data Ekonomi Papan Atas

Pasar Asia bergerak beragam pada hari Rabu, karena mereka mengabaikan kenaikan moderat di Wall Street semalam. Para investor tetap gelisah menjelang pembacaan inflasi utama Tiongkok, yang meniadakan optimisme yang berkembang bahwa perubahan kebijakan Federal Reserve (The Fed) AS dapat terjadi lebih awal dari yang diharapkan tahun depan.

Saham berjangka AS mempertahankan kenaikan tipis di tengah aksi jual baru dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS dan Dolar AS, karena pasar bereaksi terhadap perubahan dovish dari Gubernur The Fed Christopher Waller, yang dikenal sebagai elang. Komentar Waller mendukung spekulasi penurunan suku bunga The Fed untuk tahun depan, terutama setelah dia mengatakan pada hari Selasa, “jika penurunan inflasi berlanjut “untuk beberapa bulan lagi … tiga bulan, empat bulan, lima bulan … kami dapat mulai menurunkan suku bunga hanya karena inflasi lebih rendah.”

Ekspektasi The Fed yang dovish juga didukung oleh pernyataan Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee, yang mengungkapkan kekhawatiran tentang mempertahankan suku bunga terlalu tinggi untuk waktu yang terlalu lama. Indeks Dolar AS jatuh ke level terendah tiga bulan di 102,47 pada awal perdagangan Asia, dan kini pulih untuk diperdagangkan di dekat 102,65. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS terpukul secara keseluruhan, dengan imbal hasil acuan 10 tahun dengan cepat mendekati level 4,25%. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor dua tahun yang sensitif terhadap suku bunga turun ke level terendah selama lebih dari empat bulan di bawah 4,70%.

Di dalam kelompok mata uang G10, Dolar Selandia Baru (NZD) tampil sebagai yang terkuat di hari Rabu ini, didukung oleh jeda hawkish Reserve Bank of New Zealand (RBNZ). RBNZ mempertahankan suku bunga stabil untuk pertemuan kelima berturut-turut di 5,50% tetapi membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, berdasarkan perkembangan inflasi. NZD/USD melonjak ke level tertinggi baru tiga bulan di 0,6209 dalam reaksi spontan terhadap pengumuman kebijakan RBNZ sebelum berbalik ke 0,6190, di mana saat ini berkonsolidasi.

Pasangan AUD/USD gagal mempertahankan kenaikan di dekat 0,6680 dan berada di bawah tekanan jual baru di awal sesi Eropa, karena pasar mencerna Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan Australia yang lebih lemah, mengipasi ekspektasi bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) telah selesai dengan siklus kenaikan suku bunganya. Data resmi dari Biro Statistik Australia (ABS) menunjukkan pada hari Rabu bahwa IHK bulanan naik pada laju tahunan 4,9% di bulan Oktober, lebih lambat dari kenaikan 5,6% di bulan September dan di bawah prakiraan pasar sebesar 5,2%.

Sementara itu, Yen Jepang melanjutkan kenaikan beruntunnya terhadap Dolar AS, menghancurkan USD/JPY ke level terendah dua bulan di 146,68. Namun, pasangan mata uang ini memangkas penurunan dan kembali ke 147,00 setelah komentar dovish dari anggota dewan Bank of Japan (BoJ), Seiji Adachi. Adachi menepis spekulasi akan berakhirnya suku bunga negatif di awal tahun depan sembari mencatat bahwa mereka “tidak berada dalam tahap untuk memperdebatkan keluarnya kebijakan moneter longgar.”

EUR/USD turun dari level tertinggi dalam tiga bulan terakhir di 1,1017 untuk diperdagangkan mendekati 1,1000 di awal perdagangan Eropa, karena Dolar AS tampaknya telah menghentikan penurunannya. Dalam sebuah video yang direkam sebelumnya pada Konferensi European Financial Reporting Advisory Group pada hari Selasa, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde memberikan beberapa komentar mengenai QT namun tidak menyinggung prospek suku bunga. Semua mata sekarang tertuju pada pembacaan inflasi dari Spanyol dan Jerman. IHK bulan November di negara bagian North Rhine-Westphalia (NRW) Jerman mencapai 3,0% YoY, dibandingkan dengan kenaikan bulan Oktober sebesar 3,1%. Dalam skala bulanan, IHK NRW turun 0,3% di bulan November vs penurunan 0,1% di bulan Oktober.

GBP/USD mempertahankan kenaikan di atas 1,2700, berbalik dari level tertinggi tiga bulan di 1,2733 yang ditetapkan di sesi Asia. Perbedaan kebijakan Bank of England (BoE) dan The Fed terlihat menguntungkan Pound Sterling. Gubernur BoE Andrew Bailey dijadwalkan akan berbicara pada sebuah acara untuk merayakan ulang tahun ke-50 Komite Tetap Bersama Valuta Asing London pada hari Rabu pukul 15:05 GMT (22:05 WIB).

Harga emas telah memasuki fase konsolidasi setelah mencapai level tertinggi baru enam bulan di $2.052 di awal perdagangan Asia, sementara WTI berusaha membangun pemulihan sebelumnya, saat ini diperdagangkan sedikit di bawah angka $77, dibantu oleh ekspektasi pemangkasan produksi minyak lebih lanjut oleh OPEC dan sekutunya (OPEC+). OPEC+ akan bertemu pada tanggal 30 November untuk memutuskan kelanjutan pemangkasan produksi tahun depan.


sumber : fxstreet