Dipicu Aksi Jual Besar-besaran, Harga Emas Longsor

Harga emas longsor pada Senin (27/1/2025). Setelah mendekati rekor tertinggi pada perdagangan sebelumnya. Penurunan ini terjadi karena investor melikuidasi posisi mereka di pasar emas.

Dikutip dari CNBC internasional, hal itu terjadi seiring dengan aksi jual besar-besaran di pasar saham yang dipicu oleh meningkatnya minat terhadap startup kecerdasan buatan asal China, DeepSeek.

Harga emas spot longsor 1,3% dan ditutup di US$ 2.740,66 per ons. Sebelumnya, harga emas telah mencapai level mendekati rekor tertingginya pada Jumat lalu.

Penurunan tajam di pasar saham global memicu pergerakan investor yang cenderung menghindari risiko pada aset lain. Hal ini juga menyebabkan imbal hasil obligasi AS turun ke level terendah dalam tiga minggu dan indeks dolar AS menyentuh level terendah sejak 18 Desember.

Kepala strategi komoditas di TD Securities Bart Melek mengatakan, aksi jual tersebut lebih didorong oleh pasar saham secara keseluruhan daripada faktor sentimen suku bunga atau mata uang. Sebab, ada sedikit tekanan likuiditas di pasar.

“Beberapa investor mungkin perlu menciptakan likuiditas karena saham yang mereka gunakan untuk leverage mengalami pergerakan besar, sehingga emas juga dijual bersamaan dengan aset berisiko lainnya,” ungkap Melek.

Penjualan besar-besaran tersebut terjadi menjelang pertemuan kebijakan pertama The Fed pada tahun ini. Berdasarkan alat CME FedWatch, sebagian besar analis memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan pada Rabu (29/1/2025).

Namun, fokus investor tetap pada petunjuk kebijakan masa depan, terutama saat Presiden AS Donald Trump memulai masa jabatan keduanya. Kebijakan tarif yang dijalankan Trump diperkirakan akan mendorong inflasi.

“Permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven masih tetap kuat. Dukungan ini kemungkinan besar akan mendorong harga emas mencetak rekor baru karena ketidakpastian seputar agenda kebijakan pemerintahan Trump yang terus berlangsung,” kata wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals Peter Grant.


sumber : investor.id