Ausie Dolar Melemah, Imbas Turunnya Indeks Harga Upah Australia
Dolar Australia (AUD) melanjutkan penurunannya terhadap Dolar AS (USD) untuk 4 hari berturut-turut pada hari Rabu. Pasangan AUDUSD tetap lemah setelah rilis data Indeks Harga Upah Australia yang lebih lemah dari prakiraan. Selain itu, pergerakan ke bawah pasangan ini didukung oleh optimisme seputar perdagangan Trump.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berbagi dalam sebuah wawancara radio pada hari Rabu bahwa dia membahas perdagangan dengan Presiden terpilih AS Donald Trump selama panggilan telepon pekan lalu. Albanese memberi tahu Trump bahwa Amerika Serikat memiliki surplus perdagangan dengan Australia dan menekankan bahwa adalah kepentingan terbaik Washington untuk “berdagang secara adil” dengan sekutunya. Sementara itu, menteri pertahanan menggarisbawahi investasi signifikan Australia dalam keamanan.
Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Michele Bullock menegaskan kembali sikap hawkish setelah mempertahankan suku bunga minggu lalu, menekankan perlunya kebijakan moneter yang ketat di tengah risiko inflasi yang sedang berlangsung dan pasar tenaga kerja yang kuat. Sentimen hawkish di sekitar RBA mungkin telah menahan penurunan Dolar Australia.
Dolar AS menguat karena para analis mencatat bahwa jika kebijakan fiskal Trump diberlakukan, maka hal tersebut dapat meningkatkan investasi, belanja, dan permintaan tenaga kerja, yang berpotensi meningkatkan risiko inflasi. Skenario ini dapat membuat Federal Reserve (The Fed) mempertimbangkan sikap kebijakan moneter yang lebih ketat.
Para pedagang saat ini berfokus pada rilis data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Rabu untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan AS di masa depan. Indeks Harga Konsumen (IHK) umum diprakirakan akan menunjukkan kenaikan 2,6% pada basis tahunan untuk bulan Oktober, dengan IHK inti diantisipasi naik 3,3%.
sumber : fxstreet