Arab Saudi Komitmen Tingkatkan Produksi Minyak, Harga WTI Langsung Tertekan
West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $67,80 pada hari Jumat. Harga WTI melemah karena Arab Saudi berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi di akhir tahun ini.
Arab Saudi siap untuk meninggalkan target harga tidak resminya sebesar $100 per barel untuk minyak mentah karena mereka bersiap untuk meningkatkan produksi, bahkan jika langkah ini menghasilkan periode harga minyak yang rendah dalam waktu yang lama, demikian menurut Financial Times.
Selain itu, ekspektasi bahwa produksi minyak di Libya akan meningkat setelah faksi-faksi politik yang berseteru setuju untuk menunjuk gubernur bank sentral yang baru pada hari Kamis memberikan beberapa tekanan jual pada harga WTI. “Prospek pasokan tambahan dari Libya dan Arab Saudi telah menjadi pendorong utama di balik pelemahan terbaru,” kata Ole Hansen, seorang analis di Saxo Bank.
Di sisi lain, sisi negatif dari emas hitam ini mungkin terbatas karena para pejabat Tiongkok mengumumkan sebuah paket stimulus baru di awal minggu ini. Prospek permintaan Tiongkok yang lebih tinggi karena langkah-langkah baru-baru ini dapat mengangkat harga WTI karena Tiongkok adalah importir minyak mentah terbesar di dunia dan konsumen terbesar kedua.
Pada hari Jumat, People’s Bank of Tiongkok (PBOC) memangkas suku bunga repo tujuh hari menjadi 1,5% dari 1,7% pada hari Jumat. Selain itu, bank sentral Tiongkok mengumumkan untuk memangkas jumlah rasio persyaratan cadangan (Reserve Requirement Ratio/RRR), modal minimum yang harus dimiliki bank sebagai cadangan, sebesar 50 basis poin (bp).
sumber : fxstreet