Mata Uang Asia Sideways, Dolar di Tertinggi Tiga Minggu

Sebagian besar mata uang Asia bergerak dalam range datar hingga turun pada hari Kamis (04/01), sedangkan ketidakpastian atas rencana Federal Reserve untuk penurunan suku bunga pada tahun 2024 membuat dolar rebound ke level tertinggi tiga minggu.

Notulen rapat Federal Reserve bulan Desember memberikan sedikit kejelasan tentang rencana bank sentral untuk pemangkasan suku bunga tahun ini, yang semakin mengganggu sentimen risiko setelah awal tahun 2024 yang lemah untuk pasar keuangan.

Mata uang Asia tetap sangat sensitif terhadap kekhawatiran penurunan suku bunga, setelah mencatat kinerja yang sebagian besar lemah pada tahun 2023 akibat tekanan dari suku bunga yang lebih tinggi. Meski mata uang regional mengalami sedikit kelegaan menjelang akhir tahun, pemulihan saat ini tampaknya terhenti.

Yen Jepang bergerak tipis saat pasar lokal dibuka kembali setelah libur tahun baru yang panjang. Data Purchasing Managers Index (PMI) menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi Jepang masih rapuh, gara-garanya sektor manufaktur tetap mengalami kontraksi di bulan Desember.

Sentimen terhadap Jepang juga terganggu oleh gempa bumi dahsyat di Jepang tengah, yang menewaskan sejumlah orang dan mengganggu jalur kereta api di wilayah tersebut.

Dolar Australia naik 0,2%, meskipun penguatan lebih lanjut tertahan oleh data PMI yang menunjukkan bahwa sektor jasa negara tersebut tetap mengalami kontraksi di bulan Desember.

Dolar rebound ke high 3 minggu, ketidakpastian pangkas rate berperan
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka bergerak tipis di perdagangan Asia pada hari Kamis, namun tetap berada di level tertinggi tiga minggu yang dicapai di sesi sebelumnya.

Greenback mengalami pemulihan tajam dari posisi terendah lima bulan yang dicapai pada akhir 2023, kala pasar menebak waktu pemangkasan suku bunga The Fed yang direncanakan.

Risalah rapat Fed bulan Desember memberikan sedikit kejelasan tentang pemangkasan, pasalnya para pengambil kebijakan mencatat kemajuan terhadap inflasi, tetapi masih menyoroti risiko terhadap ekonomi Amerika.

Data nonfarm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat juga diperkirakan akan menjadi faktor penentu dalam outlook Fed mengenai penurunan suku bunga, dengan Fedwatch tool dari CME masih menunjukkan ekspektasi pasar yang sebagian besar mengarah kepada penurunan 25 basis poin pada bulan Maret.

Suku bunga AS yang tinggi membuat mata uang Asia mencatatkan kinerja yang mengecewakan pada tahun 2023. Tetapi tren ini kemungkinan akan berubah karena Fed mulai memangkas suku bunga pada tahun 2024.


sumber : investing