Minyak WTI Lanjutkan Kenaikan karena Konflik Israel-Gaza dan Gangguan Ladang Minyak Libya

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan lebih tinggi di area $73.00 per barel selama sesi Asia pada hari Kamis. Harga WTI mendapatkan momentum kenaikan karena meningkatnya ketegangan dalam konflik Israel-Gaza. Selain itu, gangguan di sebuah ladang minyak di Libya turut berkontribusi pada penguatan harga minyak mentah.

Kelompok Houthi yang didukung Iran baru-baru ini meluncurkan dua rudal balistik anti-kapal yang menargetkan sebuah kapal kontainer di Laut Merah bagian selatan yang sedang dalam perjalanan ke Israel. Insiden ini telah meningkatkan kekhawatiran terhadap keamanan maritim di wilayah Laut Merah. Selain itu, sebuah insiden tragis terjadi ketika hampir 100 orang kehilangan nyawa mereka dalam ledakan di Iran dalam sebuah acara untuk mengenang almarhum komandan Qassem Soleimani. Soleimani terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak AS pada tahun 2020.

Pada hari Rabu kemarin, terjadi protes lokal yang menyebabkan penghentian produksi di ladang minyak utama Libya, Sharara, yang mampu menghasilkan hingga 300.000 barel per hari (bph). Selain itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) telah menegaskan komitmen mereka untuk melanjutkan kerja sama dan dialog di dalam koalisi yang lebih besar. Sebuah pertemuan kelompok ini telah dijadwalkan pada tanggal 1 Februari untuk menilai dan meninjau implementasi pemangkasan produksi minyak terbaru.

Harga minyak mentah mendapat dukungan tambahan dari data Stok Minyak Mentah Mingguan yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API) pada hari Rabu. Data tersebut mengindikasikan penurunan yang signifikan pada stok minyak mentah AS sebesar 7,418 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 29 Desember, melampaui konsensus pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 2,967 juta barel. Selain itu, antisipasi meningkat karena Energy Information Administration (EIA) akan merilis Perubahan Stok Minyak Mentah AS pada hari Kamis.


sumber : fxstreet