Harga Emas Anjlok Parah, Terkena Aksi Profit Taking Besar-besaran
Harga emas dunia jatuh keras pada perdagangan Senin (29/12/2025), seiring aksi profit taking besar-besaran, setelah logam mulia ini mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada akhir pekan lalu.
Harga emas spot anjlok 4,33% dan ditutup di level US$ 4.332 per ons, setelah sebelumnya menyentuh rekor US$ 4.549,56 per ons pada Jumat (27/12/2025).
Dikutip dari Reuters, koreksi ini terjadi setelah reli panjang emas sepanjang 2025. Secara tahunan, harga emas telah melonjak sekitar 65%, didorong meningkatnya ketidakpastian geopolitik global dan perannya sebagai aset lindung nilai (safe haven).
“Semua logam mulia sebelumnya bergerak naik hingga level tertinggi, baik dalam jangka pendek maupun sepanjang masa. Kini pasar melihat aksi profit taking dari level yang sangat tinggi tersebut,” ujar Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger.
Harga perak turut anjlok dalam 8,51% dan ditutup di US$ 72,08 per ons, turun dari rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 83,86.
Meski mengalami koreksi, kinerja tahunan logam-logam mulia masih solid. Perak mencatat kenaikan tertinggi dengan lonjakan sekitar 147% sepanjang 2025, ditopang statusnya sebagai mineral kritis, keterbatasan pasokan, serta meningkatnya permintaan industri dan investor.
Meger menilai, prospek perak tetap positif ke depan. “Faktor fundamental berupa keterbatasan pasokan perak masih kuat dan tetap menjadi penopang pasar. Prospeknya masih positif memasuki 2026,” ujarnya.
Di sisi geopolitik, ketegangan global kembali meningkat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan kepada Presiden AS Donald Trump bahwa Moskow akan meninjau ulang posisinya dalam perundingan damai, menyusul serangan drone Ukraina ke kediaman presiden Rusia, menurut pernyataan Kremlin.
Emas secara tradisional diuntungkan dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Namun, analis komoditas TD Securities Daniel Ghali menegaskan, tekanan harga kali ini diperparah oleh keterbatasan likuiditas pasar menjelang libur akhir tahun, serta tenggat waktu Presiden AS dalam memberikan rekomendasi terkait investigasi mineral kritis.
sumber : investor.id
