Indeks Dolar AS Melemah Selama Dua Hari Beruntun
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama, melanjutkan penurunannya selama dua hari berturut-turut dan diperdagangkan di sekitar 97,76 saat berita ini ditulis Pukul 13.35 WIB pada hari Selasa.
Greenback turun di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan terus melonggarkan kebijakan. Namun, para pejabat The Fed tetap terpecah mengenai langkah ke depan. Presiden The Fed, Beth Hammack, mengatakan pada hari Minggu bahwa kebijakan moneter berada pada posisi yang baik untuk berhenti sejenak dan menilai dampak pemotongan suku bunga sebesar 75 basis poin (bp) terhadap ekonomi selama kuartal pertama.
Pada hari Senin, Anggota Dewan Gubernur The Fed, Stephen Miran, mengatakan dalam sebuah wawancara di Bloomberg TV bahwa beberapa bulan terakhir menunjukkan data konsisten dengan pandangannya pada dunia dan bahwa ia tidak melihat adanya resesi dalam waktu dekat. Miran mengatakan bahwa kegagalan untuk melonggarkan kebijakan akan meningkatkan risiko resesi, menambahkan bahwa kebutuhan untuk bersuara berbeda dan mendukung pemotongan 50 basis poin semakin berkurang seiring dengan penurunan suku bunga.
Dolar AS juga menghadapi tantangan karena para investor memilih logam mulia di tengah permintaan safe-haven, yang dipicu oleh ketegangan geopolitik. Presiden AS, Donald Trump, mengatakan pada hari Senin bahwa AS akan menyimpan dan mungkin menjual Minyak yang telah disita di lepas pantai Venezuela dalam beberapa minggu terakhir. Trump menambahkan bahwa AS juga akan menyimpan kapal-kapal yang disita. Selain itu, Ukraina terus melakukan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia, dengan serangan terbaru merusak dua kapal dan dua dermaga serta memicu kebakaran di sebuah desa pesisir di Laut Hitam.
sumber : fxstreet
