Indeks Dolar Menguat, Meski Data Inflasi AS Turun

Indeks Dolar AS (DXY), sebuah indeks yang mengukur nilai Dolar AS (USD) terhadap sekeranjang enam mata uang dunia, diperdagangkan dalam catatan positif mendekati 98,17 saat berita ini ditulis Pukul 13.25 WIB pada hari Jumat. DXY pulih dari penurunan yang dialami di tengah suasana hati yang hati-hati di pasar. Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan dan data Ekspektasi Inflasi Konsumen UoM akan menjadi sorotan di akhir hari Jumat.

Dolar AS bangkit kembali dari posisi terendah 11 minggu saat para pedagang menjadi hati-hati. Namun, potensi kenaikan untuk DXY mungkin terbatas karena prospek penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed) yang lebih banyak pada tahun 2026 di tengah tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja AS dan inflasi yang lembek.

Inflasi AS, yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK), mereda menjadi 2,7% di bulan November, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) pada hari Kamis. Pembacaan ini berada di bawah konsensus pasar sebesar 3,1%. Sementara itu, IHK inti AS, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang volatil, naik sebesar 2,6%, meleset dari ekspektasi sebesar 3,0%. Angka ini menandai laju terlemah sejak 2021.

Laporan inflasi AS yang lebih lemah dari yang diprakirakan telah memicu spekulasi bahwa bank sentral AS mungkin akan menurunkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini, pada gilirannya, dapat memberikan tekanan jual pada Greenback dalam waktu dekat.

Pasar keuangan memprakirakan hanya 26,6% probabilitas bahwa Fed akan mengurangi suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan Januari, setelah mereka menurunkannya sebesar seperempat poin di masing-masing dari tiga pertemuan terakhir, menurut alat FedWatch CME.


sumber : fxstreet