Harga Emas Stabil, Seiring Pembicaraan Penting AS-Ukraina

Harga emas stabil pada perdagangan Senin (15/12/2025), seiring berkembangnya pembicaraan penting antara Amerika Serikat (AS) dan Ukraina yang bertujuan mengakhiri perang Rusia–Ukraina.

Dikutip dari CNBC internasional, di saat yang sama, pelaku pasar memilih bersikap hati-hati sambil menunggu rilis data ketenagakerjaan AS.

Harga emas spot tercatat naik tipis 0,01% dan ditutup di level US$ 4.304,82 per ons, setelah sempat melonjak lebih dari 1% pada awal sesi.

Senior Analyst Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan, perkembangan positif dalam perundingan damai Rusia–Ukraina cenderung menekan permintaan emas sebagai aset lindung nilai (safe haven). Selain itu, emas juga menghadapi tekanan dari aksi ambil untung dan likuidasi yang telah berlangsung selama sepekan terakhir.

“Sebagian pelaku pasar yang sebelumnya membeli kontrak berjangka kini mulai merealisasikan keuntungan dengan melakukan penjualan,” ujar Wyckoff.

Utusan khusus AS Steve Witkoff menyatakan bahwa ‘banyak kemajuan telah dicapai’ dalam pembicaraan Ukraina. Seorang pejabat AS juga menyebut kedua pihak semakin mendekati titik temu untuk memperkecil perbedaan antara Rusia dan Ukraina.

Pelaku pasar kini mengalihkan perhatian ke laporan non-farm payrolls (NFP) dan data penjualan ritel AS yang dijadwalkan rilis pada Selasa. Data tersebut akan menjadi petunjuk penting bagi arah kebijakan moneter The Fed.

Berdasarkan CME FedWatch Tool, pasar saat ini memperkirakan peluang 78% pemangkasan suku bunga pada Januari 2026.

Emas selama ini dikenal sebagai aset lindung nilai yang cenderung berkinerja baik di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global. Namun, meredanya ketegangan geopolitik dapat mengurangi daya tarik tersebut dalam jangka pendek.

Sementara itu, harga perak melonjak 2,6% dan ditutup di US$ 64,06 per ons, setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 64,63 pada Jumat lalu. Harga perak kini semakin dekat dengan level psikologis US$ 65 per ons.

“Perak saat ini memimpin penguatan di kelompok logam mulia. Hingga akhir tahun, harga berpotensi bergerak di atas US$ 65, bahkan bisa menembus US$ 70 pada awal kuartal pertama tahun depan,” ujar Senior Market Strategist RJO Futures, Bob Haberkorn.


sumber : investor.id