Harga Emas Kembali Menguat, Tembus Level Tertinggi Tujuh Minggu

Harga emas kembali menguat dan menembus level tertinggi dalam tujuh minggu pada perdagangan Jumat (12/12/2025). Penguatan itu didorong ekspektasi suku bunga yang lebih rendah serta pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC internasional, di sisi lain, harga perak anjlok parah usai mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH).

Harga emas naik 0,53% dan ditutup di posisi US$ 4.299,4 per ons, setelah sempat menyentuh level tertingginya sejak 21 Oktober 2025 dan telah mengalami kenaikan sebesar 63,66% di sepanjang 2025. Sedangkan rekor tertinggi harga emas berada di level US$ 4.381,18 yang dicetak pada 20 oktober 2025 lalu.

Penguatan ini terjadi seiring dolar AS yang cenderung stabil setelah melemah dalam beberapa sesi terakhir. Dolar yang lebih kuat biasanya membuat logam mulia berdenominasi greenback menjadi kurang menarik bagi investor luar negeri.

Kondisi suku bunga juga menjadi penopang emas. The Fed pekan ini mengumumkan pemangkasan suku bunga seperempat poin untuk ketiga kalinya tahun ini, meski memberi sinyal berhati-hati terkait penurunan lanjutan hingga ada data ekonomi tambahan.

Para investor kini memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga The Fed pada tahun depan, sementara pasar menunggu rilis data non-farm payrolls AS pekan depan. Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya berkinerja lebih baik dalam lingkungan suku bunga rendah.

Global Head of Commodity Strategy di TD Securities Bart Melek memprediksi harga emas tetap solid dalam jangka panjang. “Rata-rata harga emas pada 2026 berada di level US$ 4.213 per ons,” ujarnya.

Berbeda dengan emas, harga perak anjlok parah setelah mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa. Harga perak anjlok 2,53% dan ditutup di US$ 61,83 per ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi di US$ 64,63 pada awal sesi.

Menurut Melek, aksi profit taking, sedikit penguatan dolar AS, serta pasar yang ‘membuang uap’ setelah reli kuat menjadi penyebab tekanan pada harga perak.

Meski demikian, secara mingguan harga perak masih naik hampir 5% dan telah melesat 112% sepanjang tahun ini. Kenaikan luar biasa tersebut didorong oleh pengetatan stok global, permintaan industri yang berkelanjutan, serta dimasukkannya perak ke dalam daftar mineral kritis AS.

Lembaga riset CMZ mengingatkan, lonjakan harga perak telah menjadi ‘berlebihan’ sehingga membutuhkan kewaspadaan. Namun, secara jangka panjang fundamental perak dinilai tetap positif seiring proyeksi kenaikan permintaan industri.

Sementara itu, dari sisi geopolitik, AS dilaporkan bersiap mencegat lebih banyak kapal pengangkut minyak Venezuela setelah menyita satu tanker pekan ini, sebagai bagian dari tekanan terhadap pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.


sumber : investor.id