Harga Minyak Turun, Seiring Menguatnya Data Pekerjaan AS
West Texas Intermediate (WTI), patokan Minyak Mentah AS, diperdagangkan di kisaran $58,36 saat berita ini ditulis Pukul 15.30 WIB pada hari Rabu. Harga WTI menurun, seiring data lowongan pekerjaan yang lebih kuat dari Amerika Serikat (AS), sementara Irak melanjutkan aliran Minyak Mentah dari ladang Minyak West Qurna milik Lukoil. Para trader bersiap untuk menghadapi rilis laporan persediaan Minyak Mentah dari Energy Information Administration (EIA) yang akan datang pada hari Rabu.
Jumlah lowongan pekerjaan pada hari kerja terakhir bulan September mencapai 7,658 juta, sementara untuk bulan Oktober meningkat menjadi 7,67 juta, Bureau of Labor Statistics (BLS) AS melaporkan dalam Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) pada hari Selasa. Kedua angka tersebut lebih kuat dari ekspektasi pasar dan menegaskan pasar tenaga kerja masih tangguh. Hal ini, pada gilirannya, mengangkat Greenback dan membebani harga komoditas berdenominasi USD.
Setelah penutupan akhir pekan akibat kebocoran pipa, aliran Minyak Mentah dari tangki-tangki penyimpanan West Qurna-2 milik raksasa Minyak Rusia Lukoil dilanjutkan menuju depot-depot utama Tuba. Ladang ini, yang memproduksi lebih dari 460.000 barel per hari, menyumbang sekitar 0,5% dari pasokan Minyak dunia dan 9% dari total output di Irak, produsen terbesar kedua OPEC setelah Arab Saudi.
Di sisi lain, penurunan persediaan Minyak Mentah AS yang lebih besar dari prakiraan mungkin membantu membatasi penurunan WTI. Data yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa menunjukkan bahwa persediaan Minyak Mentah di AS untuk minggu yang berakhir 5 Desember turun sebesar 4,8 juta barel dibandingkan penurunan 2,48 juta barel pada minggu sebelumnya. Konsensus pasar memprakirakan penurunan sebesar 1,7 juta barel dalam periode yang dilaporkan. Persediaan Minyak Mentah di AS sejauh ini menunjukkan peningkatan bersih hanya 121.000 barel untuk tahun ini, menurut perhitungan Oilprice dari data API.
sumber : fxstreet
