Penutupan Pemerintah 2025 Dinilai Paling Berat Sepanjang Sejarah Ekonomi AS

Perbankan ternama, Goldman Sachs menilai penutupan pemerintah atau government shutdown yang sedang berlangsung bukan hanya yang terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat, tetapi juga paling berat bagi perekonomian negara tersebut.

“Penutupan pemerintah saat ini tampaknya akan memberikan dampak ekonomi terbesar dari semua penutupan yang pernah tercatat,” tulis Alec Phillips, kepala ekonom politik di Goldman Sachs dalam sebuah laporan terbaru, dikutip dari CNN Business, Jumat (7/11/2025).

Goldman Sachs menyoroti, berhentinya penyaluran anggaran pemerintah selama 36 hari sejak 1 Oktober 2025 telah memberikan pukulan yang signifikan bagi negara ekonomi terbesar di dunia.

Hal itu tercermin dari jutaan masyarakat AS yang tidak mendapatkan tunjangan pangan, sekitar 1,4 juta pegawai federal belum menerima gaji meskipun banyak yang masih bekerja, serta investor dan pembuat kebijakan terus menanti rilis data pemerintah yang tersendat.

Bahkan jika shutdown berakhir minggu depan, menurut prediksi Goldman, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil AS masih melambat sebesar 1,15 poin persentase pada kuartal empat 2025.

Goldman Sachs kini memproyeksikan pertumbuhan PDB AS di kuartal keempat akan melemah, hanya tumbuh 1%.

Hal ini akan menunjukkan perlambatan signifikan dari pertumbuhan 3% atau bahkan 4% yang diproyeksikan untuk kuartal ketiga.

“Penutupan pemerintah saat ini diperkirakan akan mengakibatkan dampak yang jauh lebih besar terhadap pertumbuhan dibandingkan penutupan pemerintah sebelumnya karena penutupan ini merupakan yang terlama dalam catatan dan jauh lebih luas daripada penutupan pemerintah sebelumnya,” kata Phillips.

Shutdown saat ini juga terjadi di saat perekonomian AS menghadapi berbagai tantangan, menurut David Kelly, kepala strategi global di JPMorgan Asset Management.

“Perekonomian sudah akan melambat, dan ini justru memperburuknya,” ucapnya.

Kelly mengutip berbagai faktor yang memperlambat ekonomi AS pada kuartal keempat, termasuk tarif yang sangat tinggi, rendahnya imigrasi, dan kembalinya pembayaran utang mahasiswa.


sumber : investor.id