Harga Emas Reli Sembilan Pekan Beruntun, Potensi Masih Bullish

Harga emas reli selama sembilan pekan beruntun, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan meningkatnya permintaan aset safe haven. Namun, tekanan di akhir minggu lalu memunculkan pertanyaan, apakah tren kenaikan ini akan berlanjut atau mulai kehilangan tenaga pada pekan ini?
Harga emas ditutup anjlok 1,73% ke level US$ 4.225,74 per troy ons. Meski mencatatkan penurunan, harga emas telah melejit sebanyak 5,77% dalam sepekan terakhir. Sedangkan secara year to date (ytd), harga emas melonjak 62,01%. Sementara rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) harga emas spot tercatat berada di level US$ 4.379,22 per troy ons.
Dikutip dari Kitco, reli sembilan pekan harga emas merupakan yang keenam kalinya sejak 1970-an. Terakhir kali pola serupa terjadi pada Juni–Agustus 2020. Sejauh ini, harga emas belum pernah mencatat reli hingga sepuluh pekan berturut-turut.
Lima tahun lalu, harga emas pertama kali menembus level US$ 2.000 per ons. Setelah mencapai puncaknya pada Agustus 2020, harga sempat memasuki tren penurunan dan menyentuh titik terendah di US$ 1.677 pada Maret 2021, sebelum kembali menguat sejak November 2022.
Sejak itu, emas telah menikmati reli historis selama tiga tahun terakhir. Sejumlah analis menilai, meski harga kini tergolong tinggi secara teknikal, fundamentalnya masih kuat.
Bank-bank besar dunia seperti Société Générale, Bank of America, dan HSBC bahkan menaikkan proyeksi harga emas 2026 ke kisaran US$ 5.000 per troy ons pada paruh pertama tahun depan. CEO JPMorgan Jamie Dimon juga menilai harga emas bisa mencapai US$ 10.000, didorong oleh ketidakpastian global dan melemahnya kepercayaan terhadap dolar AS.
Pekan ini harga emas akan dipengaruhi sentimen yang beragam. Mulai dari pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan berlangsung di Hungaria, shutdown pemerintah AS yang masih berlangsung, adanya perbedaan pendapat antara Perdana Menteri Jepang dengan Bank Sentral Jepang seputar kebijakan suku bunga dan permintaan yang besar di antara bank-bank sentral global.
Harga emas juga dipengaruhi sentimen perkembangan perang dagang antara AS dan China, yang telah mendapat desakan dari Organisasi Perdagangan Dunia agar segera menyelesaikan isu tersebut. Ini cukup menarik untuk pasar. Sehingga harga emas dunia terus melonjak tinggi.
sumber : investor.id