Harga Emas Melemah Tipis, tapi Tren Bullish Belum Usai

Harga emas dunia melemah pada perdagangan Kamis (9/10/2025) siang. Namun, mampu bertahan di atas US$ 4.000. Hal itu karena analis menilai reli harga emas belum selesai dan tren bullish masih solid, ditopang kombinasi faktor teknikal dan fundamental yang kuat.

Harga emas spot hari ini terlihat melemah 0,33% ke level US$ 4.028,75 per troy ounce saat berita ditulis. Rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) harga emas berada di level US$ 4.059 per troy ons yang tercatat pada Rabu (8/10/2025).

Kenaikan harga emas sekitar 54% sepanjang tahun ini menunjukkan masih kuatnya sentimen positif di pasar. “Secara teknikal, harga emas masih berada dalam tren naik yang sehat. Harga tetap di atas area support utama dan belum menunjukkan tanda pembalikan arah signifikan.

Jika minat beli berlanjut, emas berpotensi kembali menguji level rekor US$ 4.059 dan bahkan menembus lebih tinggi. “Namun, bila terjadi koreksi, potensi pelemahan jangka pendek bisa mengarah ke area US$ 3.986 per troy ounce.

Reli emas kali ini ditopang oleh meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global. Shutdown pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang telah memasuki hari kesembilan tanpa kesepakatan antara Partai Republik dan Demokrat menjadi salah satu faktor pendorong utama permintaan terhadap aset safe haven.

Investor memburu emas di tengah meningkatnya risiko politik dan fiskal di AS. Pemerintahan Presiden Donald Trump bahkan telah memperingatkan potensi keterlambatan pembayaran bagi pegawai federal selama shutdown.

Selain faktor politik, arah kebijakan moneter The Fed juga memberikan dorongan besar bagi reli emas. Bank sentral AS baru saja memangkas suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak akhir 2024, dan mengisyaratkan dua kali pemangkasan tambahan hingga akhir tahun ini.

Menurut data CME FedWatch, pelaku pasar kini memperkirakan peluang 78% bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada Desember mendatang. Penurunan suku bunga secara historis mendukung kenaikan harga emas, karena menurunkan biaya peluang memegang aset tanpa imbal hasil.

Di sisi lain, kabar positif dari Timur Tengah sempat menahan laju penguatan emas. Presiden AS Donald Trump mengumumkan tercapainya fase pertama kesepakatan damai antara Israel dan Hamas, termasuk rencana pembebasan sandera dalam 72 jam ke depan. Namun, sebagian analis menilai dampaknya terhadap pasar masih terbatas karena implementasi kesepakatan tersebut belum pasti.


sumber : investor.id