Harga Emas Terkoreksi Usai Komentar Pejabat The Fed

Harga emas dunia terkoreksi pada perdagangan Kamis (2/10/2025), setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di awal perdagangan. Pelemahan terjadi usai Presiden The Fed Bank of Dallas, Lorie Logan, mengingatkan agar bank sentral AS berhati-hati dalam melanjutkan pemangkasan suku bunga.

Harga emas spot ditutup turun 0,24% menjadi US$ 3.856,20.

Dikutip dari Reuters, Logan menyebut, langkah pemangkasan suku bunga bulan lalu memang tepat sebagai ‘asuransi’ menghadapi potensi pelemahan tajam pasar tenaga kerja. Namun, ia menegaskan The Fed perlu lebih berhati-hati sebelum melanjutkan pemangkasan lanjutan.

“Harga emas terkoreksi setelah komentar tersebut. Meski satu pejabat Fed tidak bisa langsung menentukan arah kebijakan, pasar kini lebih waspada terhadap seberapa agresif The Fed dalam rapat berikutnya,” ujar analis pasar RJO Futures Bob Haberkorn.

Meski begitu, pelaku pasar masih memperkirakan hampir 99% peluang The Fed akan kembali menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan ini.

Sepanjang tahun ini, harga emas sudah melonjak 47%, ditopang sentimen suku bunga rendah dan statusnya sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian global.

Bahkan, pada awal perdagangan, harga emas sempat menembus rekor baru di US$ 3.896,49 per ons, dipicu shutdown pemerintahan AS yang kini memasuki hari kedua.

Kondisi shutdown pemerintah AS tersebut juga berpotensi menunda rilis data ekonomi penting, termasuk laporan ketenagakerjaan non-farm payrolls (NFP) yang seharusnya diumumkan Jumat (3/10/2025), serta klaim pengangguran mingguan yang dijadwalkan Kamis.

“Dengan tensi dagang global, kebijakan tarif, serta meningkatnya ketegangan geopolitik, permintaan aset safe haven masih akan mendapat dukungan kuat,” tulis StoneX dalam laporannya.

Bank investasi Goldman Sachs bahkan tetap menempatkan emas sebagai rekomendasi utama di pasar komoditas. Mereka memprediksi harga emas bisa mencapai US$ 4.000 per ons pada pertengahan 2026 dan berpotensi menembus US$ 4.300 pada akhir 2026.


sumber : investor.id