Suku Bunga, Potensi Shutdown AS dan Geopolitik, Bawa Emas ATH Lagi

Harga emas melonjak tajam menembus level US$ 3.800 per ounce dan mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) baru, pada Senin (29/9/2025). Kenaikan ini dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, kekhawatiran potensi shutdown pemerintah Amerika Serikat (AS), serta meningkatnya ketegangan geopolitik.
Harga emas melonjak tajam 1,96% dan ditutup di US$ 3.833,77 per ounce. Emas cetak rekor tertinggi baru di US$ 3.834,05 per ounce.
Dikutip dari Reuters, indeks dolar AS turun 0,2%, sehingga membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli di luar negeri.
“Permintaan aset safe haven, khususnya karena potensi shutdown pemerintah AS, menjadi salah satu pendorong reli emas,” ujar Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger.
Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Kongres dari Partai Republik dan Demokrat pada Senin malam untuk membahas perpanjangan pendanaan pemerintah. Jika tidak tercapai kesepakatan, shutdown federal akan dimulai pada Rabu (1/10/2025).
Selain itu, tensi geopolitik juga ikut menopang harga emas. Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pasukannya berhasil menguasai Desa Shandryholove di wilayah Donetsk, Ukraina timur.
Selama sebulan terakhir, harga emas naik 11,2%, dan menguat 44,25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan secara year to date (ytd), harga emas telah melonjak 46,07%. Penguatan itu didorong ekspektasi suku bunga rendah dan ketidakpastian global.
Tidak hanya itu, harga emas juga ditopang oleh data Indeks Harga Konsumsi Personal (PCE) AS pada 26 September 2025 lalu sesuai ekspektasi pasar. Hal itu memperkuat keyakinan bahwa The Fed berpotensi memangkas suku bunga pada pertemuan Oktober dan Desember.
“Data PCE pekan lalu tidak menjadi penghalang bagi satu atau dua kali pemangkasan suku bunga tambahan The Fed. Faktor ini terus menjadi pendukung bagi harga emas dan perak,” tambah Meger.
Dari sisi korporasi, raksasa tambang emas Newmont mengumumkan CEO Tom Palmer akan pensiun pada akhir tahun setelah lebih dari satu dekade memimpin perusahaan. Rivalnya, Barrick, juga mengumumkan pengunduran diri CEO Mark Bristow di hari yang sama.
sumber : investor.id