Indeks Dolar AS Turun Tipis, Setelah Dekati Level Tertinggi Tiga Minggu

Indeks Dolar AS (DXY), sebuah indeks yang mengukur nilai Dolar AS (USD) terhadap sekeranjang enam mata uang dunia, diperdagangkan turun di sekitar 98,03 saat berita ini ditulis Pukul 13.45 WIB pada hari Jumat. Pada hari Kamis kemarin, DXY melanjutkan rally mendekati level tertinggi tiga minggu karena data ekonomi AS yang lebih kuat kemungkinan akan membatasi pemotongan suku bunga di masa depan oleh Federal Reserve (The Fed).
Produk Domestik Bruto (PDB) AS berkembang pada tingkat tahunan 3,8% di kuartal kedua (Q2), estimasi akhir Bureau of Economic Analysis (BEA) AS menunjukkan pada hari Kamis. Angka ini lebih kuat dari estimasi sebelumnya dan ekspektasi 3,3%. Dolar AS (USD) menarik beberapa pembeli sebagai reaksi langsung terhadap data ekonomi AS yang menggembirakan.
Selain itu, Klaim Tunjangan Pengangguran Awal AS untuk minggu yang berakhir pada 20 September turun menjadi 218 ribu, dibandingkan dengan sebelumnya 232 ribu (direvisi dari 231 ribu) dan di bawah konsensus pasar 235 ribu.
Para pedagang akan menilai sinyal beragam dari para pengambil kebijakan The Fed. Presiden The Fed Kansas City, Jeffrey Schmid, mengatakan bahwa pemotongan suku bunga diperlukan untuk membantu memastikan bahwa pasar tenaga kerja tetap dalam kondisi baik. Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, mencatat bahwa dia tidak bersemangat untuk melakukan banyak pelonggaran kebijakan sementara inflasi berada di atas target dan bergerak ke arah yang salah.
Pasar keuangan kini memprakirakan pemotongan suku bunga hampir 43 basis poin (bp) dalam dua pertemuan kebijakan yang tersisa tahun ini, meskipun komentar dari para pengambil kebijakan mengindikasikan bahwa keputusan tersebut akan bergantung pada data inflasi dan tenaga kerja yang akan datang.
Ke depan, para pedagang akan memantau data inflasi PCE AS dengan cermat pada hari Jumat nanti. PCE umum AS diprakirakan akan menunjukkan kenaikan 2,7% YoY di bulan Agustus, sementara PCE inti diproyeksikan akan menunjukkan kenaikan 2,9% selama periode yang sama. Tanda-tanda inflasi yang lebih lemah dapat memperkuat argumen untuk pemotongan suku bunga The Fed dan menyeret DXY lebih rendah.
sumber : fxstreet