Harga Emas Naik Tipis, Nantikan Data Inflasi PCE AS

Harga emas naik tipis pada Rabu (27/8/2025). Hal itu seiring pasar tengah menantikan data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dapat memberikan petunjuk terkait potensi pemangkasan suku bunga The Fed.
Dikutip dari Reuters, pasar juga tengah mengkhawatirkan independensi bank sentral AS setelah Presiden Donald Trump mencoba memecat salah satu gubernur The Fed.
Harga emas spot naik tipis 0,09% dan ditutup menjadi US$ 3.397,00 per ons.
Data Personal Consumption Expenditures (PCE), indikator inflasi favorit The Fed, dijadwalkan rilis Jumat (29/8/2025) dan diprediksi dapat menjadi acuan arah suku bunga selanjutnya. Survei ekonom Reuters memperkirakan indeks harga PCE naik 2,6% pada Juli, sama dengan kenaikan pada Juni.
Analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff menilai, jika data PCE lebih tinggi dari perkiraan, hal ini kemungkinan The Fed memangkas suku bunga pada September bisa dipertanyakan. “Namun, saya menduga angka inflasi harus benar-benar kuat untuk menghentikan pemangkasan suku bunga tersebut,” ungkapnya.
Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas cenderung menguat saat suku bunga rendah dan dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi.
Saat ini, pasar memperkirakan peluang lebih dari 87% bagi The Fed untuk memangkas suku bunga 25 basis poin pada rapat kebijakan bulan depan, menurut CME FedWatch Tool.
Ketegangan meningkat setelah Trump sebelumnya menyatakan akan memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook dari Dewan Direksi The Fed. Pengacara Cook menyatakan akan menggugat keputusan tersebut, memicu potensi konflik hukum yang panjang.
Harga emas sempat menembus level tertinggi lebih dari dua minggu pada Selasa (26/8/2025) menyusul upaya pemecatan Cook.
Menurut Managing Partner CPM Group Jeffrey Christian, ancaman Trump terhadap seorang gubernur The Fed sangat negatif bagi ekonomi, suku bunga, dan dolar AS. “Harga Emas bergerak di kisaran relatif sempit karena pelaku pasar masih mencoba memahami implikasinya bagi ekonomi,” paparnya.
sumber : investor.id