Harga Emas Merosot, Fokus Beralih ke Rilis Data Inflasi AS

Harga emas merosot pada perdagangan Senin (25/8/2025). Pelemahan itu seiring penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Saat ini, fokus pelaku pasar beralih ke rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pekan ini, untuk mencari petunjuk arah kebijakan suku bunga The Fed pada September mendatang.
Harga emas tercatat turun 0,19% dan ditutup di level US$ 3.365,52 per troy ons, setelah akhir pekan lalu sempat menyentuh titik tertinggi sejak 11 Agustus 2025.
Dikutip dari CNBC internasional, dolar AS menguat 0,4% terhadap sejumlah mata uang utama, sehingga membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Vice President dan Senior Metals Strategist di Zaner Metals Peter Grant mengatakan, pasar masih mencerna komentar Ketua The Fed Jerome Powell pada Jumat (22/8/2025). Di saat yang sama, pasar juga menunggu data baru yang bisa memberi gambaran lebih jelas soal kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada September mendatang.
“Saya pikir periode sepi di musim panas mulai berakhir dalam beberapa pekan mendatang. Tren kenaikan harga emas berpotensi kembali menguat,” ungkapnya.
Sebelumnya, harga emas melonjak mendekati level tertinggi dua pekan pada Jumat lalu, setelah Powell memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan September. Powell mengakui risiko pelemahan pasar tenaga kerja kian meningkat, namun inflasi tetap menjadi ancaman sehingga keputusan belum diputuskan.
Mengacu pada CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan peluang lebih dari 86% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat September mendatang.
Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas biasanya mendapat keuntungan dalam lingkungan suku bunga rendah.
Investor kini menanti data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) AS yang akan dirilis Jumat (29/8/2025). Data tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi inti naik ke level tertinggi sejak akhir 2023, yakni 2,9%.
sumber : investor.id