Harga Emas Menguat, Setelah Lemahnya Data Ketenagakerjaan AS

Harga emas melonjak 2% lebih dan menyentuh level tertinggi dalam sepekan pada Jumat (1/8/2025). Setelah data ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.

Dikutip dari CNBC internasional, ditambah lagi pengumuman tarif baru oleh AS juga mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Harga emas spot tercatat naik 2,24% dan ditutup di level US$ 3.357,02 per ons, tertinggi sejak 25 Juli 2025. Sepanjang pekan, harga emas menguat 0,4%.

“Data payroll di bawah ekspektasi, meski sedikit lebih baik dibandingkan prediksi pasar sebelumnya. Ini meningkatkan kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga di akhir tahun,” ujar Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek.

Emas, sebagai aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset), cenderung menguat di tengah lingkungan suku bunga rendah.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, pertumbuhan lapangan kerja (nonfarm payrolls) hanya bertambah 73 ribu pekerjaan pada Juli, jauh di bawah ekspektasi, setelah revisi turun pada data Juni menjadi hanya 14 ribu pekerjaan.

Saat ini, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga dua kali hingga akhir tahun, dimulai pada September mendatang.

Awal pekan ini, The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,5%. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan, pihaknya belum mengambil keputusan apa pun untuk bulan September.

“Kondisinya cukup kompleks. Di satu sisi ada tekanan inflasi dari tarif dan upah, tapi di sisi lain data ketenagakerjaan mengecewakan. Jika The Fed memangkas suku bunga dalam situasi seperti ini, dampaknya akan sangat positif bagi emas,” tambah Melek.

Di sisi perdagangan global, Presiden AS Donald Trump kembali mengumumkan gelombang tarif baru terhadap puluhan mitra dagang, termasuk Kanada, Brasil, India, dan Taiwan. Langkah ini memicu gejolak pasar global, seiring upaya negara-negara tersebut mendorong negosiasi untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik.

Ketidakpastian ekonomi dan ketegangan geopolitik semacam ini biasanya menjadi katalis penguatan harga emas sebagai aset safe haven.

Sementara itu, harga perak naik 0,7% menjadi US$ 36,98 per ons, platinum naik 1,6% ke US$ 1.309,27, dan palladium menguat 1% ke US$ 1.203,52 per ons. Namun, ketiga logam tersebut tetap mencatatkan pelemahan secara mingguan.


sumber : investor.id