Harga Emas Menguat, Seiring Meningkatnya Ketidakpastian Tarif

Harga emas dunia menguat pada perdagangan Kamis (31/7/2025), seiring meningkatnya ketidakpastian pasar terkait kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) menjelang tenggat 1 Agustus yang ditetapkan Presiden Donald Trump. Para investor berbondong-bondong beralih ke aset safe haven seperti emas untuk mengantisipasi potensi gejolak.

Harga emas spot naik 0,46% dan ditutup di US$ 3.289,90 per ons.

“Kita melihat lonjakan ketidakpastian perdagangan menjelang tenggat tarif 1 Agustus 2025 ini. Situasi ini memicu kembali minat terhadap aset safe haven,” ujar Wakil Presiden sekaligus analis senior logam di Zaner Metals Peter Grant dikutip dari CNBC internasional.

Grant menambahkan, harga emas saat ini bergerak di kisaran menengah, yakni sekitar US$ 3.312 per ons, dan menyebut prospek akan lebih positif jika harga mampu menembus level tertinggi mingguan.

Sebelumnya, Trump melontarkan serangkaian pengumuman tarif terhadap produk tembaga serta barang impor dari Brasil dan Korea Selatan, yang kian menambah kecemasan pasar menjelang kenaikan tarif AS pada awal Agustus.

Di sisi lain, data inflasi AS menunjukkan kenaikan pada Juni 2025, di tengah meningkatnya harga barang akibat tarif impor. Indeks PCE naik 0,3% pada bulan lalu, setelah direvisi naik 0,2% pada Mei.

Sementara itu, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan pada pertemuan Rabu (30/7/2025). Namun, komentar Ketua The Fed Jerome Powell cenderung meredam ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas cenderung menguat di tengah lingkungan suku bunga rendah.

Para pelaku pasar kini menanti rilis data ketenagakerjaan AS, yaitu non-farm payrolls pada Jumat (1/8/2025) untuk mencari petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan suku bunga The Fed.

Di pasar logam lainnya, harga perak turun 1,3% ke US$ 36,63 per ons, terendah sejak 7 Juli 2025. Platinum melemah 2,1% ke US$ 1.285,09, dan paladium merosot 1,8% ke US$ 1.184,05.

Menurut analis Kitco Metals Jim Wyckoff, tekanan jual besar pada perak sebagian disebabkan oleh efek domino dari anjloknya pasar tembaga dalam dua hari terakhir.

Pasar sempat terkejut dengan pernyataan Trump yang menyatakan bahwa AS akan memberlakukan tarif sebesar 50% terhadap pipa dan kabel tembaga, yang membuat harga tembaga AS di bursa COMEX ambles lebih dari 20%


sumber : investor.id