Harga Emas Menguat di Tengah Meningkatnya Ketidakpastian Ekonomi serta Geopolitik Global

Harga emas dunia menguat pada perdagangan Jumat (18/7/2025), didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi serta geopolitik global. Emas kembali menarik minat sebagai aset safe haven setelah sempat tertekan pada sesi sebelumnya.
Harga emas spot naik 0,3% dan ditutup di US$ 3.348,11 per ons, setelah sehari sebelumnya turun 1,1%.
“Seluruh logam mulia mengalami kenaikan, didorong oleh pelemahan dolar,” kata analis Marex, Edward Meir dikutip dari Reuters.
Indeks dolar AS tercatat turun 0,3%, membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Analis logam mulia di Standard Chartered Bank Suki Cooper mengatakan, kekhawatiran terhadap pertumbuhan utang AS serta perkembangan terbaru soal tarif perdagangan masih akan menopang permintaan emas.
“Untuk saat ini, harga emas terlihat solid karena kekhawatiran terhadap kondisi makro belum mereda,” ujarnya.
Dari sisi perdagangan, Indonesia masih merampungkan detail kesepakatan dagang dengan AS. Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyampaikan kepada Perdana Menteri Jepang bahwa kesepakatan yang baik masih mungkin dicapai.
Sementara itu, pada awal pekan ini, Presiden AS Donald Trump kembali mengkritik Ketua The Fed Jerome Powell karena tidak memangkas suku bunga. Meski tidak berniat memecat Powell, Trump menyiratkan hal itu tetap menjadi opsi.
Pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga dua kali hingga akhir 2025, total sebesar 50 basis poin. Suku bunga yang lebih rendah menjadi sentimen positif bagi emas karena menurunkan opportunity cost dalam menyimpan aset non-yielding seperti emas.
Sementara itu, Harga platinum spot anjlok 2% menjadi US$ 1.428,65 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak Agustus 2014.
“Kami perkirakan permintaan fisik dan perhiasan dari China akan melemah, sehingga bisa menarik harga platinum turun di kuartal III-2025,” ujar Senior Commodities Strategist di BNP Paribas Markets 360 David Wilson.
Palladium juga ambles 1,6% ke US$ 1.259,09 per ons. Sementara itu, harga perak naik 0,3% ke level US$ 38,23.
Head of Business Development & Strategy Mitsubishi Corp Dr Jonathan Butler mengatakan, sentimen palladium di China tetap positif menjelang implementasi regulasi emisi ‘China 7’ pada 2028, yang akan meningkatkan kebutuhan katalis logam.
sumber : investor.id