Harga Emas Tertekan Penguatan Dolar dan Solidnya Data AS

Harga emas dunia melemah pada perdagangan Kamis (17/7/2025). Pelemahan itu karena tertekan penguatan dolar dan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang solid. Sementara itu, pelaku pasar tetap berhati-hati menanti kejelasan soal kebijakan tarif terbaru dari pemerintah AS.
Dikutip dari CNBC internasional, harga emas turun 0,3% dan ditutup di US$ 3.338,82 per ons, setelah sempat menyentuh level terendah sesi di US$ 3.309,61.
“Setelah rilis data ekonomi AS, dolar menguat dan imbal hasil obligasi naik, sehingga menekan pasar emas,” Senior Market Strategist di RJO Futures Bob Haberkorn.
Dolar AS menguat 0,3%, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Data terbaru menunjukkan klaim pengangguran AS menurun, menandakan pasar tenaga kerja yang tetap solid pada Juli. Sementara itu, penjualan ritel tumbuh 0,6% bulan lalu, mengalahkan ekspektasi. Namun, sebagian kenaikan ini diyakini dipengaruhi oleh lonjakan harga akibat tarif baru.
Gubernur The Fed Adriana Kugler mengatakan, bank sentral tidak akan buru-buru menurunkan suku bunga, karena dampak kebijakan tarif Presiden Trump mulai terasa pada harga barang.
Emas biasanya dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian dan inflasi. Namun, suku bunga yang tinggi cenderung mengurangi daya tarik emas karena tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu, Jepang tengah mengupayakan kesepakatan dengan AS untuk menghindari tarif 25% yang akan diberlakukan jika tidak ada kesepakatan hingga 1 Agustus 2025.
“Jika Trump benar-benar menaikkan tarif dan ketegangan dagang meningkat, bukan hal mustahil harga emas menantang kembali rekor tertingginya,” ujar analis pasar di City Index dan FOREX.com Fawad Razaq.
Di sisi lain, ekspor emas dari Swiss melonjak 44% secara bulanan pada Juni 2025. Data bea cukai menunjukkan logam mulia ini kembali dikirim ke Inggris dari AS melalui kilang di Swiss.
Sedangkan harga logam mulia lainnya malah menguat. Sebut saja palladium melonjak 3,8% ke level tertinggi sejak September 2023 di US$ 1.277,78, didorong kekhawatiran pasokan akibat potensi eskalasi perang di Rusia, produsen utama logam ini.
Tidak hanya itu, perak naik juga 0,3% ke US$ 38,07 per ons dan platinum menguat 3,1% menjadi US$ 1.460,13 per ons.
sumber : investor.id