Harga Minyak Turun Tipis, Khawatir Kelebihan Pasokan

West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $67,65 saat berita ini ditulis Pukul 13.20 WIB pada hari Selasa. Harga WTI sedikit menurun di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan yang dipicu oleh pertemuan Organization of the Petroleum Exporting Countries dan sekutu-sekutunya (OPEC+) pada 6 Juli 2025.
OPEC+ setuju pada hari Sabtu untuk meningkatkan produksi minyak mentah kolektif mereka sebesar 548.000 barel per hari (bph), saat mereka terus mencabut serangkaian pemangkasan pasokan sukarela. Ini lebih cepat dari 411.000 bph yang diprakirakan. Grup ini sebelumnya mengumumkan kenaikan sebesar 411.000 bph untuk bulan Mei, Juni, dan Juli, yang sudah tiga kali lebih cepat dari jadwal. Kenaikan output yang berlebihan telah menimbulkan kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan, yang dapat melemahkan harga WTI dalam waktu dekat.
Selain itu, penguatan Greenback setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan babak kebijakan tarif terbaru dapat membebani harga komoditas yang berdenominasi USD karena membuat minyak mentah menjadi lebih mahal bagi pembeli asing. Gedung Putih mengatakan pada Senin malam bahwa Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang mendorong tenggat waktu penerapan tarif dari Juli ke 1 Agustus 2025.
Pemerintahan Trump mengumumkan pungutan sebesar 25% pada barang-barang dari Jepang dan Korea Selatan, sementara Afrika Selatan akan melihat tarif sebesar 30%, dan Laos serta Myanmar akan menghadapi pungutan sebesar 40%. Negara-negara lain yang terkena pungutan termasuk Indonesia dengan tarif 32%, Bangladesh dengan 35%, dan Thailand serta Kamboja dengan pungutan sebesar 36%.
Namun, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, yang merupakan wilayah signifikan secara global untuk produksi minyak, dapat membantu membatasi penurunan WTI. Israel menyatakan pada Minggu malam bahwa militer negara itu telah menyerang target-target Houthi di tiga pelabuhan dan sebuah pembangkit listrik di Yaman. Menteri Pertahanan Israel, Katz, mengonfirmasi serangan tersebut, mengatakan bahwa serangan itu dilakukan akibat serangan berulang oleh kelompok pemberontak yang didukung Iran terhadap Israel.
sumber : fxstreet